Thursday, 25 Apr 2024

Kisah Misteri Yang Tersembunyi Dari Jam Gadang di Bukittinggi

news24xx


Bentuk Jam Gadang dari waktu ke waktu.Bentuk Jam Gadang dari waktu ke waktu.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Tiap kota, khususnya kota besar, di Indonesia mempunyai satu landmark sebagai keunikan kota itu. Salah satunya landmark sebagai kebanggaan Indonesia ada juga yang datang dari daerah Bukittinggi, Sumatera Barat.

Landmark itu ialah Jam Gadang. Kata “gadang” sendiri datang dari bahasa Minangkabau yang berarti “besar”. Oleh karenanya, tidaklah heran mengapa bentuk dari jam yang satu ini tinggi serta besar.

Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar". 

Jam Gadang mempunyai tinggi kira-kira 26 meter dengan luas 13x14 meter persegi. 

Jam Gadang dibangun pada tahun 1826 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada sekretaris kota, Rook Maker. Pada bagian atapnya telah berubah sebanyak tiga kali, seiring perubahan sejarah Kota Bukittinggi.

Pada masa Belanda, atapnya bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Pada masa penjajahan Jepang, ornamen jam berubah menjadi klenteng. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan, bentuknya ornamennya kembali berubah dengan bentuk gonjong rumah adat Minangkabau. Sementara kini, atapnya mencerminkan arsitektur rumah tradisional Minangkabau.

Usianya yang cukup tua membuat Jam Gadang mempunyai beberapa narasi, khususnya misteri yang menyelimuti.

Satu hal yang menarik dari ikon Sumatera Barat ini adalah angka romawi IV di dalam jam yang ditulis dengan 'IIII'. Penulisan yang di luar patron angka Romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri. Dilansir dari situs Pemerintah Kota Bukittinggi, ada cerita yang berkembang di masyarakat setempat seputar keberadaan angka 4 Romawi aneh tersebut.

Ada sebagian masyarakat yang mengartikannya sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan jam ini. Ada pula yang mengartikan, 4 orang pekerja bangunan pembuat jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai.

Terlepas dari misteri angka 4 tersebut, Jam Gadang merupakan satu dari dua jam di dunia yang menggunakan mesin manual Brixlion ciptaan seorang bangsawan terkenal Eropa, Forman. Jam lain yang menggunakan teknologi ini adalah Big Ben di Inggris.

Nah, seperti apa misteri yang ada di simbol kebanggaan warga Bukittinggi ini? Berikut ini dirangkum dari berbagai sumber tentang hal-hal yang tersembunyi dibalik Jam Gadang di Bukittinggi

1. Lorong bawah tanah tersembunyi

Sedikit yang mengetahui jika sebetulnya Jam Gadang mempunyai lorong bawah tanah. Lorong itu dibuat oleh beberapa pekerja paksa alias romusha pada saat pendudukan Jepang hingga dikatakan sebagai Lobang Jepang. Bila dijelajahi lebih dalam, lorong bawah tanah ini ke arah Ngarai Sianok.

Untuk diketahui, Ngarai Sianok ialah ngarai yang cukup populer serta ada di tepian Kota Bukittinggi serta Benteng Fort De Kock. Kemungkinan besar di lorong ini mempunyai banyak jalan yang dahulunya jadikan jadi tempat persembunyian.

Hal mengerikan yang akan kamu lewati saat melalui jalan Lubang Jepang ini ialah jumlahnya tengkorak yang berantakan. Tengkorak-tengkorak itu disangka adalah korban dari beberapa pekerja saat diminta untuk membuat menara ini.

2. Pertama-tama dibuat dengan cuma memakai material kapur, putih telur, serta pasir putih

Misteri setelah itu mengenai Jam Gadang ialah narasi mengenai proses pembangunannya. Jam Gadang dibuat pertama-tama oleh dua orang arsitek namanya Sutan Gigih Ameh serta Yazin. Jam ini sendiri adalah hadiah yang diberi oleh Ratu Belanda pada sekretaris Kota Bukittinggi yang namanya Rock Maker.

Hal yang mengagetkan ialah material yang dipakai untuk membuat menara ini. Masalahnya Jam Gadang ini dibuat tanpa ada penyangga serta semen, tetapi cukup dengan memakai putih telur jadi perekat yang selanjutnya digabung dengan kapur serta pasir putih. Baru sesudah alami beberapa perbaikan, semen dipakai untuk memperkokoh bangunan ini.

3. Misteri angka 4

Jika diperhatikan, ada terdapat keanehan pada beberapa angka yang berada di Jam Gadang. Masalahnya angka 4 pada pukul itu tidak dicatat dengan huruf romawi, tidak seperti angka lainnya. Isu yang tersebar menjelaskan jika angka itu adalah lambang dari empat orang sebagai tumbal atas pembangunan Jam Gadang.

Tetapi, berdasar opini dari seorang pintar besi, angka 4 dicatat dengan “IIII” untuk mengirit bahan jika dibanding dengan tulisan angka romawi (IV) biasanya.

4. Ornament yang telah 3x bertukar

Sebetulnya ornament yang pertama-tama dibuat di Jam Gadang ini ialah ornemen patung ayam jantannya? Nah, nyatanya ornament pada menara ini telah 3x beralih. Sesudah bentuk ayam jantan, ornament selanjutnya dirubah jadi bentuk pagoda seperti pada saat pendudukan Belanda.

Sesudah waktu kemerdekaan, ornament itu dirubah jadi bentuk atap ciri khas Minangkabau. Belum mengetahui fakta mengapa ornament pada Jam Gadang itu dirubah.

5. Mesin jam yang cuma ada dua di dunia

Bila disaksikan dengan selintas, bentuk dari Jam Gadang ini seperti sekali dengan jam Big Ben yang berada di London, Inggris. Hal tersebut tidak lain dikarenakan oleh mesin dari jam yang seperti serta cuma ada dua di dunia, yaitu di Indonesia serta Inggris.

Kita seharusnya berbangga nih, soalnya negara lain tidak hanya Indonesia serta Inggris tidak ada yang memiliki jam raksasa semacam ini. Tetapi, mengapa Bukittingi di Indonesia yang dipilih.

Itu ia beberapa kisah cerita yang tersembunyi dari Jam Gadang. Dan dokumentasi dapat dilihat di museum perjuangan yang ada di Bukittinggi. []

 

 





Loading...