NEWS24.CO.ID - Kendaraan khususnya roda dua menjadi bagian penting dalam mobilitas masyarakat. Tingkat perkembangan yang tinggi telah meningkatkan kebutuhan kendaraan roda dua dengan pesat. Meski terbukti bermanfaat, kendaraan juga menimbulkan dampak negatif, yaitu pencemaran udara akibat asap knalpot kendaraan.
Dikutip dari repository.unika.ac.id, asap yang dihasilkan kendaraan bermotor dapat mengandung Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Ozon (O3), Suspended Particulate Matter (SPM), Timbal (Pb). ) dan Hidrokarbon (HC).
Read More : 6 Potensi Daun Bawang untuk Kesehatan, Cegah Masalah Pencernaan hingga Lawan Kanker
Zat-zat tersebut di atas dapat merusak lingkungan, terutama kesehatan masyarakat. Berikut ini adalah contoh masalah medis yang mungkin disebabkan oleh asap knalpot kendaraan.
Masalah Pernapasan
Sebagaimana dinyatakan di atas, asap knalpot kendaraan mengandung karbon monoksida dan gas beracun. Dikutip dari hse.gov.uk, paparan asap knalpot kendaraan yang berlebihan dapat menyebabkan kantuk dan Dispnea serta dapat menyebabkan kanker paru-paru dalam jangka panjang.
Sakit kepala
Menurut scienceabc.com, karbon monoksida adalah zat yang umum ditemukan pada asap knalpot kendaraan. Karbon monoksida dapat membahayakan tubuh dengan mengikat hemoglobin darah dan menyebabkan astenia, disorientasi atau sakit kepala.
Kanker
Dilansir dari fumeavent.com menyatakan bahwa zat dalam asap knalpot kendaraan bersifat karsinogenik bagi manusia. Zat yang terkandung dalam asap knalpot kendaraan berpotensi menyebabkan kanker karena mutasi genetik. Selain itu, asap kendaraan berbahan bakar solar jauh lebih mematikan dibandingkan dengan asap kendaraan berbahan bakar bensin.
Read More : Gunakan Krim Pemutih Bermerkuri Jangka Panjang? Hati-hati Ini Efek yang Bisa Terjadi pada Tubuh
Merusak Ginjal
Sebuah jurnal berjudul “Effect of Smoke Exposure to Mice's Kidney Histology” (2015), paparan asap knalpot kendaraan dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal. Paparan asap knalpot kendaraan secara terus menerus dapat mengakibatkan terciptanya partikel ultrafine yang akan menyebabkan kerusakan pada ginjal.