NEWS24.CO.ID - Pemprov DKI berencana membangun jalur LRT jalur Pulogebang-Joglo dengan nilai anggaran Rp. 22,8 triliun. Pembangunan bekerjasama dengan pihak swasta yaitu Pembangunan Jaya.
Skema yang digunakan untuk membangun LRT Pulogebang-Joglo merupakan kerja sama antara pemerintah daerah dan badan usaha (KPDBU) yang diprakarsai oleh pihak swasta.
Dalam kerja sama tersebut, Pemprov DKI akan mengeluarkan dana sebesar Rp18,9 triliun (83 persen) untuk membangun infrastruktur. Sedangkan Pembangunan Jaya hanya mengeluarkan dana sebesar Rp. 3,9 triliun (17 persen) untuk pengadaan fasilitas.
Read More : AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat, Perkuat Jalinan dengan Prabowo
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan Pembangunan Jaya sudah mempresentasikan dokumen studi kelayakan pengembangan LRT.
Meski belanja anggaran Pemprov lebih besar, ternyata seluruh pendapatan penjualan tiket (pendapatan farebox) dan non tiket (pendapatan nonfarebox) LRT Pulo Gebang-Joglo sepanjang 32,15 kilometer selama 33,5 tahun akan diserahterimakan kepada PT Pembangunan Jaya.
Namun Syafrin mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Saat ini di LRT MRT tidak ada resepsionisnya, kata Syafrin kepada wartawan, Selasa, 4 Mei 2018.
Pasalnya, menurut Syafrin, ke depan Pemprov DKI tidak perlu lagi membayar subsidi operasional bila jalur LRT Pulogebang-Joglo sudah beroperasi 33,5 tahun ke depan.
Read More : Jaksa Ungkap Skandal Korupsi PT. Pertamina, Dirut Kedua Ditetapkan Tersangka
“Selama tarif yang mereka hitung dalam dokumen permanen dipakai, tidak akan ada subsidi dari pemerintah. Jadi, Pemprov DKI tidak ada pengeluaran. Sekarang subsidi masuk ke MRT, LRT, TransJakarta. Nah, Proyek ini tidak membutuhkan subsidi, ”jelasnya.
Meski demikian, Syafrin mengakui, tim Pemprov DKI Jakarta masih mengkaji usulan dokumen yang dibuat swasta. “Masih dalam proses penilaian,” tambah Syafrin.
Proyek LRT akan dibangun sepanjang 32,15 kilometer yang terdiri dari 26 stasiun. Proyeksi penumpang 172.500 orang per hari pada tahun 2025 dan tarif rata-rata per penumpang Rp 12.343. Jangka waktu konsesi adalah 33,5 tahun, terdiri dari masa konstruksi 3,5 tahun dan durasi operasi 30 tahun.