NEWS24.CO.ID - Setiap 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional. Hari Perempuan Internasional adalah hari global untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan. Hari itu juga menandai seruan untuk mempercepat kesetaraan gender.
Peringatan ini disaksikan di seluruh dunia. Banyak kelompok berkumpul untuk merayakan pencapaian perempuan atau melakukan protes untuk kesetaraan perempuan.
Ungu, hijau dan putih adalah warna Hari Perempuan Internasional. Ungu menandakan keadilan dan martabat. Hijau melambangkan harapan. Sementara putih mewakili kemurnian, itu adalah konsep yang kontroversial.
Warna-warna ini berasal dari Serikat Sosial dan Politik Perempuan (WSPU) di Inggris pada tahun 1908. Kali ini, tema Hari Perempuan Internasional 2021 adalah "Choose To Challenge". Dunia yang penuh tantangan adalah dunia yang membutuhkan kewaspadaan.
Read More : Serial The World of the Married Versi Indonesia, Mendua Soroti Perselingkuhan Rumah Tangga
Dari berbagai tantangan tersebut diharapkan akan muncul perubahan. Media sosial pun dimeriahkan dengan tagar #ChooseToChallenge.
Individu dan organisasi diundang untuk berbagi foto #ChooseToChallenge dengan tangan terangkat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan komitmen dalam menghadapi tantangan.
Tantangan yang dimaksud adalah tantangan terhadap ketimpangan, menyuarakan bias, mempertanyakan stereotip, hingga saling membantu membentuk dunia yang inklusif. Selain itu, pandemi COVID-19 menjadi tantangan tahun ini.
Oleh karena itu, untuk membangun masa depan yang lebih baik dari krisis COVID-19, kita diingatkan bahwa kita tidak bisa begitu saja kembali ke dunia yang kita miliki sebelumnya. Oleh karena itu, semua wanita di dunia diajak untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
Sejarah Hari Perempuan Internasional
Hari Perempuan Internasional tumbuh dari gerakan buruh dan menjadi acara tahunan yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Benih itu ditanam pada tahun 1908, ketika 15.000 wanita berkumpul di New York City untuk menyuarakan sejumlah tuntutan.
Tuntutan tersebut terdiri dari jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik dan hak untuk memilih. Satu tahun kemudian, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional untuk pertama kalinya.
Read More : 4 Anggota Cedera Syuting Iklan, Puma Korea Minta Maaf ke NCT 127
Ide untuk peringatan yang lebih global datang dari seorang wanita bernama Clara Zetkin. Ide tersebut ia sampaikan pada International Conference of Working Women di Kopenhagen tahun 1910.
Ada seratus wanita dari 17 negara di sana. Mereka menyetujui saran Zetkin dengan suara bulat.
Hari Perempuan Internasional kemudian diperingati untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 1911. Saat itu Austria, Denmark, Jerman dan Swiss menjadi negara yang paling terdepan dalam merayakan hari jadinya ini.
Bergeser ke 8 Maret
Hari Perempuan Internasional dirayakan pada 19 Maret, minggu terakhir Februari, 15 April, dan 23 Februari. Tanggal-tanggalnya terus berubah. Lalu bagaimana akhirnya Hari Perempuan Internasional dirayakan 8 Maret?
Sumber pergeseran ke 8 Maret terjadi di Rusia. Sebelum Revolusi, Rusia belum mengadopsi kalender Gregorian, yang diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 untuk mengurangi kesalahan dalam kalender Julian.
Pada tanggal 23 Februari 1917, wanita di Rusia melakukan protes dan melakukan pemogokan. Pemberontakan tersebut memaksa Tsar Nicholas II untuk turun tahta. Pemerintah sementara kemudian memberi perempuan hak untuk memilih.
Hari penting itu, dalam penanggalan negara-negara Eropa lainnya yang menggunakan penanggalan Masehi, adalah 8 Maret. Sejak 1914, salah satu negara Eropa yaitu Jerman memutuskan memperingati Hari Perempuan Internasional setiap 8 Maret.
Selain bertepatan dengan turunnya Tsar terakhir di Kekaisaran Rusia, 8 Maret 1914 juga jatuh pada hari Minggu. Kebanyakan orang mengambil hari libur dan tidak apa-apa untuk melakukan tindakan atau protes karena mereka tidak harus meninggalkan pekerjaannya.
Setelah itu, 8 Maret rutin diperingati sebagai Hari Perempuan. Pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai merayakan Hari Perempuan Internasional.
Tema pertama yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah "Merayakan masa lalu, Merencanakan Masa Depan". Hari Perempuan Internasional telah menjadi waktu untuk merayakan seberapa jauh perempuan telah berkembang dalam masyarakat, baik dalam politik maupun ekonomi.
Sementara itu, akar politik hari ini adalah pemogokan dan protes terorganisir untuk meningkatkan kesadaran akan ketidaksetaraan yang terus berlanjut. Bicara soal kesetaraan, 19 November diperingati sebagai Hari Laki-Laki.
Awal peringatan terjadi pada tahun 1990-an. Namun, PBB tidak mengakui peringatan tersebut. Orang-orang merayakannya di lebih dari 60 negara, termasuk Inggris Raya.
Tujuan hari ini adalah "memusatkan perhatian pada kesehatan pria dan anak laki-laki, meningkatkan hubungan gender, mempromosikan kesetaraan gender, dan menyoroti teladan pria yang positif."