Monday, 28 Apr 2025

Panen Demplot Padi Organik di Siak Sebagai Contoh Binaan BI Riau Untuk Petani di Riau

news24xx


Panen Demplot Padi Organik binaan Bank Indonesia di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Panen Demplot Padi Organik binaan Bank Indonesia di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Bank Indonesia melakukan Panen Perdana Demplot Padi Organik di desa Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau Siak pada Senin, 3 Februari 2020. Panen perdana ini turut dihadiri Bupati Siak, Alfedri.

Deputi Bank Indonesia Kpw Riau, Teguh Setiadi kepada awak media mengatakan bahwa Demplot atau demontration plot merupakan salah satu program Bank Indonesia untuk membantu masyarakat dalam pengembangan ekonomi, terutama beras sebagai komoditas utama inflasi daerah.

"Demplot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani. Yakni dengan cara membuat lahan percontohan agar petani bisa melihat, belajar, dan membuktikan terhadap objek yang didemonstrasikan," terang Teguh Setiadi pada Senin (3/2).

"Demplot padi ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat dan petani dalam bercocok tanam secara organik dengan menggunakan teknologi untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi sawah," lanjut Teguh.

"Untuk di Siak, BI Riau berikan pendampingan selama empat tahun untuk demplot padi kepada masyarakat terutama pada petani. Mulai dari pengolahan pupuk organik yang dari olahan kotoran sapi dan air seni sapi, hingga pada proses pemupukannya," jelasnya.

Teguh mengungkapkan, program padi demplot organik di Siak ini merupakan program percontohan yang diterapkan di kelompok petani di Desa Muara Kelantan. 

"Kita berharap, keberhasilan teknologi ini nantinya dapat diterapkan bukan hanya di Siak, tapi juga di Riau agar dapat mendongkrak produksi beras di Riau," harapnya.

Diungkapkannya, penerapan demplot organik di Desa Muara Kelantan ini produksinya meningkat hingga 18 kali lipat dibandingkan produksi sebelumnya. 

Teguh menyebutkan juga, beras di Riau sebagai salah satu yang menjaga tingkat inflasi Riau. "Beras di Siak ini merupakan komoditas penyumbang terbesar di Riau. Dan dari data inflasi di Riau, sekitar 2,3 persen. Kalau komoditi beras ini ditingkatkan ketersediaannya dan kesetabilannya, maka inflasi Riau bisa terjaga," tuturnya.


Selain teknologi ini, Bank Indonesia juga memberikan bantuan berupa bangunan lantai jemur dan pelatihan untuk petani mengenai program teknologi mikroba Alfaafa dengan fermentasi kotoran sapi sebagai pupuk.

Tenaga Ahli Sektor Riil Bank Indonesia, Nugroho Widiasmadi mengatakan bahwa penerapan Tehnologi Mikroba Alfaafa akan dapat mendongkrak produksi padi hingga 18 kali lipat dibandingkan produksi padi di sawah biasa. Hitungannya, biaya produksinya bisa ditekan hingga 70 persen dengan kenaikan produksi hingga 18 kali lipat.

"Dengan penerapan Teknologi Mikroba Alfaafa, biaya produksi yang biasanya mencapai belasan juta, bisa ditekan hanya sebesar Rp 5 juta perha. Sedangkan produksinya, pada pengolahan biasa, produksinya maksimal hanya sekitar 500 Kg di lahan kritis, kini produksinya bisa mencapai 9,6 ton perha," papar Nugroho.

Nugroho menambahkan bahwa saat ini untuk program percontohan dengan penerapan Tehnologi Mikroba Alfaafa di lakukan di 2 hektar lahan kritis dan di lahan biasa. 

"Untuk lahan kritis yang saat ini panen raya, dihasilkan padi sebanyak 9,6 ton padi. Untuk lahan biasa, diproyeksikan panen bulan depan mencapai lebih dari 10 ton beras," jelas Nugroho.

Informasi dari ketua Gapoktan Usaha Makmur Desa Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau Siak, Aceng Toha, mengatakan bahwa dia bersama anggota kelompok tani Usaha Makmur dengan anggota mencapai 300 KK memiliki 500-an hektar sawah. Dengan keberhasilan sawah padi Demplot organik ini, ia berharap dapat diterapkan ke seluruh anggota petani anggota Gapoktan Usaha Makmur.

"Dengan penerapan teknologi Mikroba Alfaafa, akan dapat meningkatkan produksi petani Gapoktan Usaha Makmur. Hal itu akan meningkatkan pendapatan petani padi di desa Muara Kelantan ini," pungkas Nugroho.

 





Loading...