NEWS24.CO.ID - Semprotan hidung anti-virus Enovid, yang dikembangkan di Kanada dan diuji di Inggris, diklaim dapat mengurangi viral load pada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi sebesar 95 persen dalam 24 jam dan 99 persen dalam 72 jam, kata perusahaan itu pada Minggu, 11 Juli.
Semprotan buatan Israel dapat digunakan hingga lima kali sehari setelah kontak dengan virus, menurut rilis tersebut. Sangat cocok untuk anak-anak berusia 12 tahun, dan Kementerian Kesehatan menyetujuinya pada Januari tahun ini. Ini akan mulai dijual minggu depan.
Read More : Serial The World of the Married Versi Indonesia, Mendua Soroti Perselingkuhan Rumah Tangga
“Spray yang kami kembangkan terbukti tidak hanya sebagai pencegah virus penyebab COVID-19, tetapi juga sebagai pembunuh,” kata Dr. Gili Regev, CEO dan pendiri Snotize, perusahaan yang mengembangkan semprotan tersebut.
Karena sebagian besar infeksi COVID-19 adalah hidung, SaNOtize percaya ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi penyebaran dan infeksi COVID-19. Telah mampu menekan virus SARS-CoV-2 dalam waktu dua menit, termasuk varian Alpha dan Gamma, menurut rilis. Semprotan ini sedang diuji terhadap varian Delta.
Semprotan ini menggunakan oksida nitrat sebagai penghalang mekanis dan kimia terhadap infeksi virus di hidung, di mana penyakit pernapasan seperti COVID-19 menyusup ke dalam tubuh. Semprotan ini juga efektif melawan virus pernapasan lainnya seperti yang menyebabkan flu.
Read More : 4 Anggota Cedera Syuting Iklan, Puma Korea Minta Maaf ke NCT 127
Sebelumnya mengutip Reuters 22 Maret, SaNOtize and Ashford and St Peter's Hospitals NHS Foundation Trust di Surrey, Inggris mengumumkan hasil uji klinis yang menunjukkan Nitric Oxide Nasal Spray (NONS) adalah pengobatan antivirus yang efektif, dapat mencegah penularan COVID-19, mempersingkat perjalanannya, dan mengurangi keparahan gejala dan kerusakan pada mereka yang sudah terinfeksi.
"Formulasi Nitric Oxide yang digunakan pada manusia dirancang untuk "membunuh virus di saluran udara bagian atas, mencegahnya mengerami dan menyebar ke paru-paru," kata Chief Science Officer SaNOtize Chris Miller.