NEWS24.CO.ID - Aplikasi chat WhastApp hingga kini masih terus menjadi perbincangan terkait kebijakan privasi barunya. Kebijakan privasi baru itu lantas membuat para pengguna WhatsApp khawatir akan data pribadinya. Itu lantaran semua data di aplikasi chat tersebut harus disambungkan ke akun Facebook.
Keputusan yang disampaikan bahwa jika tidak setuju dengan kebijakan tersebut, pengguna akan diberi pilihan untuk menghapus akun. Awalnya, kebijakan ini akan mulai berlaku pada 8 Februari 2021 mendatang, akan tetapi diundur hingga enam bulan ke depan.
Terkait kebijakan ini, banyak pengguna WhastApp yang justru berpindah hati ke aplikasi chatting lain. Di antaranya Telegram dan Signal.
Bagi pengguna, smartphone, Telegram dianggap menjadi aplikasi chat yang lebih aman daripada WhatsApp. Bahkan, Telegram diklaim lebih memiliki fitur menarik yang tidak dimiliki oleh WhatsApp. Dan begitu juga dengan Signal yang memiliki fitur lain yang diklaim aman digunakan pengguna.
Namun, selain Telegram dan Signal, kini muncul aplikasi chat lain yang digadang-gadang menjadi alternatif pengganti WhatsApp. Aplikasi chat tersebut yakni BIP Messanging.
Dilansir melalui Al Jazeera, BiP merupakan aplikasi chat asal Turki. Presiden Turki Recep Tayiip Erdogan beberapa waktu lalu juga telah langsung memberikan imbauan kepada warganya untuk beralih dari WhatsApp ke aplikasi lokal bernama BiP
Aplikasi BiP ini adalah buatan Turki Turkcell, yang diluncurkan pada tahun 2013. Perusahaan telekomunikasi ini saham terbesarnya merupakan milik pemerintah Turki. Reputasinya soal keamanan privasi pun membuat aplikasi ini sangat diminati di Eropa. Sejumlah negara yang sangat familiar dengan apliasi ini adalah Jerman dan Prancis.
GM Murat Erkan menekankan BiP menjamin data pengguna serta keamanan dan privasi. “Kami seperti lemari besi bank di sini; kami tidak melihat apa pun. Kami menyimpan data pengguna di brankas terenkripsi. Dan hanya pelanggan yang mengetahui kata sandinya dan hanya pengguna yang dapat membuka brankas itu sendiri. Jadi, pelanggan punya kunci brankas," kata Erkan.
Dia percaya diri aplikasi BiP akan bisa bersaing dengan Telegram yang juga sama-sama mengalami lonjakan pengguna akibat rencana kebijakan baru WhatsApp.
Mengingat bahwa layanan selain BiP menyimpan datanya di luar negeri, Erkan mengatakan BiP menyimpan data yang dienkripsi di pusat data sendiri.
"Kami memiliki algoritma enkripsi. Bahkan karyawan kami tidak dapat mengaksesnya. WhatsApp mengambil data Anda dan berkata, 'Saya akan membagikannya dengan Facebook.' Ini adalah situasi yang sangat salah. WhatsApp akan membagikannya dengan Facebook hari ini dan dengan orang lain besok. Sama seperti Anda menjaga uang Anda, dompet Anda, Anda harus menjaga data Anda," sebutnya.
Sepanjang 2020, BiP mencatat bahwa aplikasi ini telah digunakan untuk mengirimkan 140 miliar pesan. Soal catatan percakapan suara, aplikasi ini mengantongi durasi panggilan sebanyak 2 miliar menit. Sedangkan catatan video call telah mencapai 150 juta menit.
Erkan kembali menekankan pentingnya keamanan data bagi institusi dan keamanan nasional. "Data Turki harus tetap di Turki," kata dia
Aplikasi chat ini menawarkan layanan pesan, panggilan suara, video HD dan lain sebagainya yang tentunya punya fitur yang sama seperti WhatsApp.
Aplikasi BIP juga memiliki fitur terkait privasi, yaitu dapat menghilangkan pesan dalam opsi waktu tertentu sehingga pesan rahasia akan terkirim dengan aman dan menghilang dari sisi penerima dalam waktu yang sudah ditentukan.
Fitur lain yang ditawarkan BiP yakni terdapat tombol darurat yang berfungsi untuk berbagi lokasi dan situasi kepada 10 orang yang sudah ditentukan oleh penggunanya.
Fitur darurat juga ada di aplikasi chat ini yang berguna untuk membuka akses ke ambulans, polisi, pemadam kebakaran dan lembaga penanganan darurat lainnya.
Selain itu, fitur lainnya bisa membantu memberi kenyamanan penggunanya. Yakni fitur untuk mengganti tema sesuai dengan mood penggunanya.
Dia menegaskan BiP tidak memiliki masalah infrastruktur apa pun meski permintaan tinggi, yang menurutnya telah meningkat sepuluh kali lipat. Penggunaannya meningkat 12-14 kali lipat seiring dengan peningkatan kapasitas
Dan terpantau di Playstore, tercatat jumlah pengguna sebanyak 50 juta. Dan diperkirakan akan terus bertambah beberapa bulan ke depan, dan jumlah itu tersebar di 192 negara. Pengguna rupanya mempertimbangkan keamanan data pribadi yang bisa bocor di WhatsApp. []