NEWS24.CO.ID - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Zainut Tauhid Sa'adi mengimbau, seluruh elemen bangsa menjaga perayaan Idul Fitri yang telah berjalan khusu' dan khidmat.
Hendaknya, tradisi umat Islam Indonesia dalam Idul Fitri yakni, menjalin silaturahmi, saling bermaafan dan merekatkan tali persaudaraan, terus dijalankan pasca Idul Fitri.
MUI pun mendorong setiap usaha menjadikan momen Idul Fitri sebagai wasilah rekonsiliasi nasional. Baik antar elemen masyarakat maupun antar elite politik tingkat nasional. Khususnya usai Pemilu yang menguras energi dan melelahkan.
"Hendaknya momen Idul Fitri bisa meleburkan seluruh perbedaan aspirasi politik selama Pemilu, baik pada tataran masyarakat maupun elitenya. Saatnya kita kembali bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih maju," kata Zainut kepada RM.id, Selasa (16/4/2024).
Baca juga : Sekjen Gibran Center: Jadikan Idul Fitri 1445 H Momentum Rekonsiliasi Nasional
Zainut berharap, dengan selesainya seluruh proses Pemilu 2024, khususnya setelah sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) berakhir, maka perseteruan juga mestinya selesai.
"Sehingga seluruh masyarakat kembali bersatu. Tidak boleh terkotak-kotak, membuat kelompok atau kubu-kubuan. Semua harus kembali rukun dan bergotong royong membangun bangsa," pesannya.
Zainut secara pribadi mengapresiasi langkah Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang terus melakukan komunikasi politik dengan berbagai pihak. Utamanya dengan para pimpinan partai politik yang berbeda koalisi dalam Pemilu 2024.
Ini artinya, Prabowo membawa semangat kebersamaan dalam membangun Indonesia ke depan.
Baca juga : Menag Tegaskan Idul Fitri Momen Perkokoh Persatuan
"Beliau mengikuti jejak Pak Jokowi yang merangkul Pak Prabowo. Padahal Pak Prabowo saat itu menjadi lawan politik Pak Jokowi dalam dua kali kontestasi Pilpres," ingatnya.
Dikatakan, semangat kebersamaan dan gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan baik sebagai warisan luhur bangsa. Begitupun dalam kehidupan demokrasi, semangat gotong royong sejalan dengan falsafah kehidupan bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Maka, setiap elite politik wajib menunjukkan sikap negarawan dan lebih mengedepan kepentingan nasional dari pada kepentingan kelompok dan golongan.
"Perbedaan dalam pilihan politik merupakan sebuah keniscayaan di alam demokrasi. Namun tidak boleh mengoyak persatuan dan persaudaraan," tuturnya.
Baca juga : Jimly Ajak Warga Manfaatkan Lebaran Untuk Rekonsiliasi
Mantan Wakil Menteri Agama ini menilai, rakyat Indonesia semakin matang dan dewasa dalam berdemokrasi. Ini ditunjukkan dengan terselenggaranya Pemilu 2024 dengan lancar, damai, dan aman. Tidak menimbulkan konflik yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
Segala protes keberatan, lanjutnya, juga disalurkan melalui jalur hukum. Sehingga, apa pun hasil keputusan MK nanti, semua pihak harus menerima dengan legowo dan lapang dada.
"Para pimpinan parpol, tokoh masyarakat dan agama teruslah memberi edukasi dan keteladanan yang baik kepada masyarakat untuk merajut kembali nilai-nilai persatuan dan persaudaraan. Agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, bersatu, adil, makmur dan berkemajuan," pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber : rm.id