Dua Operator Jepang Tunda Merilis Ponsel Huawei

NEWS24.CO.ID -Dua dari operator telepon seluler teratas Jepang mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menunda merilis handset baru yang dibuat oleh Huawei setelah larangan AS pada perusahaan Amerika yang menjual teknologi kepada raksasa teknologi China.

KDDI dan SoftBank Corp, masing-masing operator nomor dua dan nomor tiga di negara itu, mengatakan keputusan itu diambil untuk memberi mereka waktu untuk menilai dampak larangan AS.

Pengangkut terbesar negara itu, NTT Docomo, mengatakan pihaknya juga mempertimbangkan tindakan serupa.

SoftBank akan merilis smartphone buatan Huawei pada hari Jumat, tetapi menghentikan rilis "karena kami saat ini berusaha untuk mengkonfirmasi apakah pelanggan kami akan dapat menggunakan peralatan dengan rasa aman", juru bicara perusahaan Hiroyuki Mizukami mengatakan kepada AFP.

"Kami masih belum tahu kapan kami akan dapat mulai menjual," katanya, seraya menambahkan bahwa kapal induk Jepang itu mengkhawatirkan "segala sesuatu" yang terkait dengan larangan AS.

Mengutip keamanan nasional, Presiden AS Donald Trump telah secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS memasok Huawei dan afiliasinya dengan komponen-komponen penting yang telah membantunya tumbuh menjadi pemasok peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia dan pembuat smartphone terbesar kedua.

Namun para pejabat AS pekan ini mengeluarkan penangguhan hukuman 90 hari atas larangan berurusan dengan Huawei, dengan mengatakan ruang bernapas diperlukan untuk menghindari gangguan besar.

Pembawa Jepang, KDDI, mengatakan bahwa rilis HUAWEI P30 litePremium yang direncanakan pada bulan Mei juga akan ditunda, dengan juru bicara Reiko Nakamura mengatakan: "Kami sedang memeriksa fakta tentang bagaimana (keputusan AS) dibuat dan dampaknya."

Juru bicara NTT Docomo Takahiro Suzuki mengatakan kepada AFP bahwa perusahaan sedang "mempelajari kemungkinan menghentikan penerimaan pesanan penjualan HUAWEI P30 Pro yang kami rencanakan untuk rilis pada musim panas ini".

Pekan lalu Trump menyatakan "darurat nasional" yang memberdayakannya ke perusahaan-perusahaan yang masuk daftar hitam yang dipandang sebagai "risiko yang tidak dapat diterima bagi keamanan nasional Amerika Serikat" - sebuah langkah yang menurut para analis jelas ditujukan pada Huawei.

Departemen Perdagangan AS juga mengumumkan larangan efektif terhadap perusahaan AS yang menjual atau mentransfer teknologi AS ke Huawei.

Washington telah lama mencurigai adanya hubungan mendalam antara Huawei dan militer China, dan langkahnya terhadap perusahaan itu terjadi di tengah-tengah sengketa perdagangan yang mengguncang antara dua ekonomi top dunia.

Risiko untuk Huawei menjadi fokus minggu ini ketika Google, yang sistem operasinya Android mendukung sebagian besar smartphone di dunia, mengatakan akan memutuskan hubungan dengan Huawei sebagai akibat dari larangan tersebut.

Itu menimbulkan ancaman mengerikan bagi Huawei karena kehilangan akses penuh ke layanan Google dapat membuat ponselnya sulit dijual kepada konsumen.

NEWS24.CO.ID/RED