Thursday, 12 Dec 2024

Pendayung Jalur, Batik Khas Kabupaten Kuantan Singingi

news24xx


Perempuan Berbatik Khas Kuansing/R24Perempuan Berbatik Khas Kuansing/R24
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -Batik dulu hanya dikenal oleh masyarakat di Pulau Jawa, yang banyak dipakai oleh kalangan Keraton maupun Pejabat Istana negara. Namun sekarang ini, Batik sudah banyak dipakai oleh masyarakat umum, baik untuk kegiatan resepsi Kenegaraan, Ulang Tahun, Pernikahan, Majlis Taklim maupun sekolah.

Sehingga menggunakan Batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, karena telah dapat dipergunakan oleh semua kalangan, baik Pejabat, Swasta, Guru maupun anak sekolah. Bahkan pada hari hari tertentu, sudah diwajibkan untuk dapat memakai Batik. 


Read More : Pendidikan Berlandaskan Kitab Suci Meningkatkan Keterampilan Literasi


Pemkab Kuansing juga telah mempergunakan batik untuk kegiatan resmi dan sekolah. Akan tetapi batik yang biasa digunakan oleh masyarakat Kuansing, selama ini selalu didatangkan dari Pulau Jawa, yang sudah barang tentu motifnya juga berasal dari daerah tempat produksi batik itu sendiri.

Untuk mendorong hal tersebut, maka Pemkab Kuansing pada tahun 2019, melalui Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Kopdagrin), yang bekerjasama dengan Balai Diklat Industri Kementerian Perindustrian Sumatera Barat, melakukan pelatihan membatik sebanyak 70 orang generasi muda Kecamatan Gunung Toar.

" Untuk mendorong pelatihan membatik tersebut, Kepala Desa se Kecamatan Gunung Toar bersepakat menganggarkan di APBDes untuk pembelian cat batik, dan biaya pelatihan lanjutan," Ungkap Kadis Kopdagrin Kuansing, Drs. Azhar, MM ketika dihubungi Riau24.Com, Selasa (2/6).

Menurutnya, Saat ini di Kecamatan Gunung Toar sudah ada tiga kelompok pembatik, dan sudah mampu memproduksi berbagai motif. Sehingga Pemkab Kuansing melalui Dinas Kopdagrin telah menjadikan Kecamatan Gunung Toar sebagai perkampungan Batik. 

" Bahkan banyak orang bertanya, kenapa harus di Gunung Toar. Karena kami melihat di Gunung Toar, sudah ada cikal bakalnya," Tuturnya.

Dijelaskannya, Sebenarnya pada tahun 2020, Kuansing kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan membatik (70 orang), tetapi karena musim Covid-19 kegiatannya tidak bisa dilaksanakan.

Bagaimana dengan harga batik, yang dirasakan oleh masyarakat masih mahal. Azhar mengakui hal tersebut, ini disebabkan batik Kuansing " Batik Tulis " dan bukan diproduksi oleh mesin, sehingga harganya sekitar Rp. 225.000.-sampai Rp. 600.000,-, dan sangat ter dari bahan kain dan tingkat kesulitan motifnya.


Read More : Saksi-Saksi Yehuwa di Pekanbaru Riau Mengadakan Kegiatan Khusus Global untuk Membagikan Berita Harapan

" Kita sudah memiliki 12 Motif Batik khas Kuansing, dan telah pernah dipajang di Mall Sarinah Jakarta (November 2019) bekerjasama dengan Perindustrian Provinsi Riau," Tuturnya.

Sementara Asisten Administrasi dan Keuangan Setdakab Kuansing, DR. Agus Mandar, S.Sos. M.Si menambahkan Kalau Batik Kuansing ini cuman masih ditenun, sehingga harganya masih mahal dan belum terjangkau untuk pakaian seragam. " Kalau Covid-19 sudah berakhir, mungkin perajin batik bisa disubsidi oleh Pemda. Sehingga batik bisa terjangkau untuk pakaian seragam, baik para ASN dan anak sekolah," Harapnya.

Meskipun demikian, Katanya, Saat ini batik khas Kuansing sudah cukup digemari oleh masyarakat luar Kuansing. Bahkan setiap ada tamu yang datang, kita selalu memberi souvenir Batik Kuansing.

Ditambahkannya, di Kuansing sudah ada Pusat kerajinan batik yang berada di Gunung Toar, Baserah, dan Singingi. Dengan menampilkan Motif Jalur, Perahu Baghanduang, Pendayung Jalur, Kuluak Paku, Pucuk Ubi, Sawit, Karet, Takuluak Barembai, Pucuk Rebung, Carano, dll. "Hebatnya lagi, motif tersebut bisa diorder sesuai pesanan, karena batik kita masih Batik Tulis," Tukasnya. (Zar)





Loading...