NEWS24.CO.ID - Seorang penjual bunga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbicara tentang himbauan pemerintah kota agar penduduknya tidak merayakan Hari Valentine, yang katanya bukan bagian dari budaya Indonesia. Johan Hasanudin, 23, seorang penjual bunga sejak 2013, mengatakan pendapatan tokonya telah menurun secara drastis pada Hari Valentine sejak 2017. Sebelumnya, ia mampu menghasilkan sekitar Rp 4 juta (USD 271) selama perayaan Valentine.
"Pada 2017, pendapatan turun hingga setengah, menjadi sekitar Rp 2 juta. Dan terus menurun setiap tahun," katanya pada hari Rabu, menambahkan bahwa penurunan itu kemungkinan karena sikap pemerintah terhadap Hari Valentine.
Seperti diketahui, Bupati Bogor Ade Yasin mendesak warga untuk tidak merayakan Hari Valentine.
"Saya percaya bahwa warga mengerti alasannya. Kami meminta warga untuk tidak merayakan [Hari Valentine] karena itu bukan budaya kami," kata Ade kepada wartawan, Rabu, seperti dikutip oleh tribunnewsbogor.com.
Dinas Pendidikan Bogor juga telah membagikan surat, tertanggal 12 Februari, kepada kepala sekolah menengah pertama di Bogor, yang menyatakan saran serupa.
"Kami meminta setiap siswa di Bogor untuk tidak merayakan Hari Valentine. Kami tidak akan menghukum mereka yang merayakannya, tetapi semuanya tergantung pada masing-masing orang tua. Surat ini dikeluarkan karena [konsep] kasih sayang [pada Hari Valentine] tidak sesuai dengan pembangunan karakter yang dicari oleh pemerintah Bogor, "katanya, menambahkan bahwa surat itu dikirim setiap tahun.
NEWS24.CO.ID/RED