NEWS24.CO.ID - Kopi Liberika Meranti Provinsi Riau selalu memiliki penggemar yang kuat di pasar kopi Malaysia dengan konsumen yang terus meningkat. Pertumbuhan bisnis yang positif ini mendorong petani kopi Meranti di Desa Kedaburapat, Kepulauan Meranti, untuk tidak pusing memikirkan strategi pemasaran mereka.
Menurut Al Amin, sekertaris di Komunitas Masyarakat Peduli Kopi Liberika Rangsang Meranti (MPKLRM) dan Kelompok Indikasi Geografis (IG), kopi Liberica Meranti wilayah itu masuk ke pasar Malaysia sejak tahun 1980, yang didukung oleh lokasi geografisnya yang hanya 94,90 kilometer. selain.
Ini didistribusikan melalui rute Internasional yakni lewat Selat Malaka. “Kopi tersebut bisa mencapai Malaysia dalam dua jam,” kata Amin kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Mengangkut kopi Indonesia ke Malaysia cenderung lebih mudah daripada mendistribusikannya ke ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru yang akan membutuhkan hampir setengah hari untuk mengangkut, "Akses transportasi jelas merupakan suatu faktor," tambahnya.
Amin mengatakan bahwa harga jual di pasar Malaysia cenderung berfluktuasi tetapi masih dianggap tinggi secara rata-rata, didukung oleh fakta bahwa distributor besar tidak menyaring biji kopi liberica yang dipanen oleh petani.
“Mereka mengambil setiap bentuk kopi tanpa memilah-milahnya,” kata Amin.
Sekitar 90 persen kopi Liberica Meranti ditampung oleh pasar Malaysia dan hanya menyisakan 10 persen untuk pasar kopi lokal. Pada 2016, sebanyak 71 ton kopi biji hijau Liberica Meranti diekspor ke Malaysia.
Namun, fakta ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah masa lalu di wilayah tersebut ketika biji kopi Liberica Meranti pertama kali berasal dari Malaysia. Kopi tersebut dibawa ke Pulau Rangsang di Indonesia oleh penduduk setempat dalam perjalanan kembali dari Batu Pahat, Malaysia, yang kemudian dibudidayakan secara lokal dan menyebar ke wilayah Indonesia lainnya.
NEWS24.CO.ID/RED/DEV