Monday, 06 May 2024

Ketika Jokowi dan Sandiaga Asyik Bermain di Pasar Tradisional

news24xx


Foto : InternetFoto : Internet
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Dalam sindiran secara langsung kepada kandidat wakil presiden Sandiaga Uno terhadap kenaikan harga, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengklaim bahwa harga berfluktuasi adalah "normal" dan tidak selalu menunjukkan bagaimana kinerja perekonomian.

Jokowi memposting gambar dirinya sedang melakukan blusukan (kunjungan tiba-tiba) ke pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, di media sosial pada hari Rabu, mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan pedagang sayur, tempe dan ayam.

"Harga selada dan kacang hijau sudah turun, sementara harga alpukat dan ayam sudah naik sedikit," katanya. "Ini sejalan dengan makroekonomi kami. Inflasi stabil, harga pasar stabil."

Sejak ia diumumkan sebagai pasangan calon Prabowo Subianto pada bulan Agustus 2018, Sandiaga telah melakukan banyak kunjungan ke pasar tradisional di seluruh negeri, mendengarkan keluhan dari emak-emak (ibu rumah tangga) tentang kenaikan harga makanan pokok.

Selama kunjungan, Sandiaga telah membuat beberapa klaim kontroversial, termasuk tempe yang sekarang dijual dalam porsi "setipis kartu kredit" karena kenaikan harga. Selain itu, Uno juga mengatakan bila uang senilai Rp 100.000 (USD 6,58) hanya cukup untuk membeli bawang dan cabai, dan bahwa harga satu porsi nasi ayam di Jakarta lebih maha daripada di Singapura.

Tim kampanye Jokowi sebelumnya telah membantah klaim Sandiaga bahwa harga telah meningkat secara signifikan, mengutip tingkat inflasi yang konsisten rendah sejak 2016. Juru bicara kampanye Ace Hasan Syadzily bahkan menyebut pernyataan Sandiaga tentang nasi ayam adalah "tipuan."

Ini adalah pertama kalinya Jokowi menanggapi pernyataan Sandiaga.

Selain mengkritisi keadaan ekonomi, Sandiaga juga menggunakan kunjungan untuk membuat foto-foto yang menyenangkan: dalam satu kunjungan, ia meletakkan beberapa petai di atas kepalanya; di sisi lain, ia menggunakan satu blok tempe seperti telepon genggam.

Sandiaga telah mengaitkan komentarnya pada awal September tentang harga tempe yang begitu tinggi sehingga setiap penjual harus memotong tempe menjadi setipis kartu kredit di Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia juga mengulangi klaim Ibu Yani dari Pasar Sendiko di Semarang, Jawa Tengah, bahwa potongan tempe dibungkus dalam paket yang lebih kecil.  


Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menanggapi pernyataan Sandiaga tentang perlunya memotong tempe lebih tipis, ketika akan membuat keripik tempe.

"Ya kalau buat keripik, memang harus dipotong tipis. Masak tebal-tebal," pungkasnya.

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED





Loading...