Saturday, 27 Apr 2024

Ini Sejarah Singkat Sumpah Pemuda Yang Tiap Tahun Dirayakan

news24xx


Isi Sumpah PemudaIsi Sumpah Pemuda
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, dimana pada waktu itu diadakan Kongres Pemuda II. Dalam Kongres itulah, para pemuda dari berbagai wilayah Indonesia mengikrarkan "bertoempah darah jang satoe - tanah Indonesia", "berbangsa jang satoe - bangsa Indonesia" dan "mendjoendjoeng bahasa persatoean - bahasa Indonesia". Kongres Pemuda II tersebut kemudiaan dikenal sebagai Soempah Pemoeda. Dua tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1926 memang telah ada upaya untuk mempersatukan organisasi-organisasi pemuda ketika diadakan Kongres Pemuda I.

Demikian pula pada tanggal 20 Februari 1927, telah diadakan pertemuan, namun masih dalam tahap awal dan belum final. Dan akhirnya, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) menjadi penggagas Kongres Pemuda II. 

Selanjutnya, pada tanggal 3 Mei 1928 dilakukan kembali pertemuan untuk persiapan Kongres Pemuda II, dan kemudian dilanjutkan pada tanggal 12 Agustus 1928. 

Dalam pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 itu, perwakilan dari semua organisasi pemuda hadir dan diambil keputusan bersama untuk segera meng-adakan Kongres II yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari yaitu pada tanggal 27 -28 Oktober 1928.

Adapun susunan panitia pelaksana Kongres II adalah seperti berikut :

https://cerdasbolagarasidaftar.blogspot.com/
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPI).
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java).
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond).
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond).
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond).
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia).
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes).
Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon).
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi).

Dalam pelaksanaan Kongres II itu, dilakukan dalam tiga kali (3) rapat dengan tempat yang berbeda-beda yaitu :

Pertama, rapat Kongres yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928 (hari pertama) yang berlangsung di kompleks dekat gedung Gereja Katedral yang saat itu sering disebut gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)-Waterlooplein (sekarang : Lapangan Banteng). Isi dari pertemuan tersebut adalah bahwa Kongres yang diadakan dapat memperkuat per-satuan para pemuda. Dalam pertemuan itu, Muhammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa mem-perkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Kedua, rapat Kongres yang diadakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 (hari kedua) yang belangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop. (sekarang : gedung tersebut sudah tidak ada lagi, namun posisi gedungnya diperkirakan terletak di Jl. Merdeka Utara, tidak jauh dari sitana Negara dan Mahkamah Agung RI). Dalam rapat tersebut, dibahas tentang masalah pendidikan. Pada kesempatan itu ada dua orang yang bertindak sebagai pembicara yakni, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, perlu adanya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, dan anak harus dididik secara demokratis.

Ketiga, rapat penutupan Kongres diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw atau Indonesisch Huis Kramat di Jalan Kramat Raya Nomor 106 (sekarang : menjadi Museum Sumpah Pemuda). Pada rapat tersebut, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi, selain gerakan kepanduan. Sementara itu, Ramelan mengemukakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, sebab hal itulah yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun para peserta yang hadir dalam Kongres II tersebut, berasal dari berbagai perwakilan organisasi pemuda, yakni : Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, Aitai Karubaba dan Poreu Ohee (Perwakilan dari Papua), Kwee Thiam Hiong (Jong Sumatranen Bond), dll. Wage Rudolf Soepratman memperdengarkan lagu 'Indonesia Raya' hasil karya-nya sebelum Kongres ditutup. 

Pada kesempatan tersebut W.R. Soepratman hanya memainkan biola saja tanpa syair (musik instrument). Hal ini dilakukan atas saran ketua panitia Kongres. Tidak dinyanyikannya syair lagu Indonesia Raya tersebut, dengan pertimbangan karena intel-intel pemerintahah Belanda selalu mengawasi jalannya Kongres.

Lagu yang dibawakan oleh W.R. Soepratman tersebut, disambut dengan meriah oleh pe-serta Kongres. Setelah Kongres itu, hasil rumusan penting (sari pati) dari Kongres II, diumumkan dan para pemuda yang hadir mengucapkan rumusan tersebut sebagai 'Sumpah Setia'. Gedung di Jalan Kramat Raya Nomor 106, tempat dibacakan Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong. 

Pada tanggal 3 April 1973 Gedung di Kramat 106 itu, sempat dipugar oleh Pemda DKI Jakarta. Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta masa itu, meresmikannya sebagai Gedung Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Mei 1973. Dan pada tanggal 20 Mei 1974, Presiden Soeharto meresmikan kembali gedung tersebut.

Berikut ini ada beberapa tokoh yang berperan penting dan menonjol dalam Kongres Pemuda II, antara lain sebagai berikut :

1. Soegondo Djojopoespito lahir di Tuban, Jawa Timur, 22 Februari 1905. Pada tahun 1925, Soegondo Djojopoepito lulus dari AMS. Ketika masih duduk di pendidikan menengah MULO, ia pernah satu atap dengan Ir. Soekarno di pondok milik HOS Cokroaminoto. Soegondo terpilih menjadi Ketua atas persetujuan Drs. Mohammad Hatta sebagai ketua PPI di Negeri Belanda dan Ir. Soekarno di Bandung. Selain Soegondo, kandikat lainnya adalah pemuda bernama Mohammad Yamin.

2. Prof. Mr. Mohammad Yamin, SH. lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903. Ia pertama kali muncul pada tahun 1922 sebagai penyair, dengan judul puisinya "Tanah Air". Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Minangkabau di Sumatera. Puisi tersebut adalah puisi modern Melayu yang pertama, yang pernah diterbitkan. Puisi keduanya berjudul "Tumpah Darahku", yang muncul pada 28 Oktober 1928. Ketika Konggres Pemuda II 1928 diadakan, Mohammad Yamin merupakan salah satu kandidat Ketua Panitia Kongres II, namun yang terpilih adalah Soegondo Djojopoespito.

3. Wage Rudolf Soepratman lahir di Somongari, Purworejo, 9 Maret 1903. Ia salah seorang pahlawan yang beragama Kristen Katolik. Dalam Kongres Pemuda II, pemuda yang akrab sisapa WR. Soepratman menghampiri Ketua panitia Kongres dengan membisikkan sesuatu. Ia meminta izin pada Ketua Panitia Kongres agar diperbolehkan memperdengarkan lagu ciptaannya, yang berjudul "Indonesia Raya". Karena Kongres dijaga oleh Polisi Hindia Belanda, maka Soegondo sebagai Ketua Panitia Kongres tidak menginginkan Kongres itu dibubarkan atau peserta ditangkap oleh Polisi Belanda. Maka, Soegondo berbisik kepada WR. Supratman agar memperdengarkan lagu Indonesia Raya itu cukup dengan instrument biolanya saja.

4. Prof. Mr.Soenario Sastrowardojo lahir di Madiun-Jawa Timur, pada 28 Agustus 1902. Ia adalah salah satu tokoh Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda. Soenario adalah salah satu tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional, yaitu Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.

5. Sie Kong Liong adalah salah satu nama yang mungkin masih asing di telinga publik Indonesia. Ia tidak popular seperti tokoh-tokoh lain, bahkan mungkin tidak pernah tercatat dalam buku-buku sejarah. Padahal, tanpa andil Sie Kong Liong, sejarah Sumpah Pemuda mungkin akan memiliki jalan cerita yang berbeda. Betapa tidak, Sie Kong Liong adalah pe-milik sebuah rumah di Jalan Kramat Raya Nomor 106, yang menjadi tempat pelaksanaan Kongres II (Sumpah Pemuda).

6. Dr. Johannes Leimena lahir di Ambon-Maluku, 6 Maret 1905. Ia adalah salah satu pah-lawan Indonesia. Ia satu-satunya orang yang pernah menjabat sebagai Menteri Kabinet Indonesia selama 21 tahun berturut-turut tanpa putus. Ia pernah masuk dalam 18 Kabinet yang berbeda, mulai dari Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966). Ia mengemban tugas sebagai Wakil Perdana Menteri dan menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL. Ia mengikuti organisasi CSV, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tahun 1950.

7. Djoko Marsaid adalah Wakil Ketua Panitia Kongres Pemuda II, dimana ia menjadi perwakilan dari Jong Java.

8. Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap lahir di Medan, Sumatera Utara, 27 April 1907. Ia seorang penganut agama Kristen Protestan, meskipun ia berasal dari keluarga Batak yang beragama Islam, namun kemudian Amir pindah menganut agama Kristen Protestan pada tahun 1931. Ia pernah memberikan khotbah dalam Gereja Protestan terbesar di Batak yang ada di Batavia. Khotbah itulah yang menjadi salah satu bukti bahwa Amir sebagai penganut agama Kristen Protestan pada tahun 1931.

9. Sarmidi Mangunsarkoro atau Ki Sarmidi Mangunsarkoro, lahir pada tanggal 23 Mei 1904. Ia mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1949 hingga tahun 1950. Pribadi Ki Sarmidi Mangunsarkoro seorang yang sederhana, dan berwawasan luas. Penampilan yang sangat sederhana, ia terapkan juga pada waktu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu tidak mau bertempat tinggal di rumah dinas Menteri Kabinet. Ia meninggal dunia tanggal 8 Juni 1957 pada usia 53 tahun.

10. Mr. Kasman Singodimedjo lahir di Poerworedjo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904. Ia pernah menjadi Jaksa Agung Indonesia periode 1945 - 1946. Ia termasuk mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II. Pada tahun 1945-1950, Kasman Singodimedjo pernah mengemban tugas sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang menjadi cikal bakal dari DPR.

11. Mohammad Roem lahir di Parakan, Temanggung, 16 Mei 1908. Pada masa Ir. Soekarno menjadi Presiden, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Mendagri. Ia pernah mengambil bagian dalam Perjanjian Roem-Roijen selama revolusi Indonesia.

12. Dr. Adnan Kapau Gani atau biasa disingkat AK. Gani, lahir di Palembayan Agam, Sumatera Barat pada 16 September 1905. Ia adalah seorang dokter dan politisi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II. Ia bergerak dalam organisasi Jong Sumatra Bond.

Selanjutnya, perlu pula kita tahu 75 orang tokoh yang menjadi peserta dan mengikuti Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).





Loading...