NEWS24.CO.ID - Pasca ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada tahun 2023, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berpacu meningkatkan jumlah lema Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Hal tersebut dilaporkan Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI pada 10 sampai 12 Juni 2024 lalu.
Program yang sedang dilakukan di tahun 2024 adalah menambah entri Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hingga sejumlah 200 lema.
“Hal ini merupakan pencapaian yang belum pernah dilakukan, karena pada tahun-tahun sebelumnya penambahan biasanya hanya sejumlah 2.500 lema per pemutakhiran, sedangkan tahun ini akan menambahkan 80 ribu lema,” terang Aminudin, dikutip Sabtu (15/6/2024).
Selain itu, Aminudin menjelaskan, perkembangan jumlah kosakata dapat meningkatkan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, melalui beberapa hal.
Di antaranya, fleksibilitas dan adaptabilitas. Bahasa dengan cakupan kosakata yang luas cenderung lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan berbagai konteks dan situasi.
Ini membuat bahasa Indonesia lebih mudah digunakan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan seni.
Kemudian keanekaragaman ekspresi. Kosakata yang banyak memungkinkan penutur untuk mengekspresikan ide, konsep, dan nuansa dengan lebih tepat dan rinci.
Baca juga : Astra Land Indonesia dan Sinar Mas Land Resmikan Brand Residensial Terbaru
Sehingga dapat lebih baik dalam menggambarkan konsep-konsep kompleks, yang penting dalam diskusi akademis dan profesional.
Terakhir, penerimaan dan pengembangan. Bahasa dengan jumlah kosakata yang banyak dapat lebih mudah diterima dan dikembangkan di berbagai komunitas.
Penutur bahasa lain mungkin lebih mudah mengadopsi bahasa yang memiliki banyak kosakata yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Pemerintah melalui Badan Bahasa telah mengupayakan program internasionalisasi bahasa Indonesia dengan penyebaran bahasa Indonesia ke luar negeri sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan fungsi dan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Bahasa Indonesia saat ini sudah diajarkan di 54 negara di dunia melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Melalui sinergi yang baik antara Kemendikbudristek dan Kementerian Luar Negeri, diharapkan setidaknya hingga tahun 2045, bahasa Indonesia dapat diajarkan di 128 perwakilan RI di 94 negara.
Selain itu, minat lembaga pendidikan di luar negeri untuk membuka program bahasa Indonesia juga semakin meningkat.
Pada tahun 2023, tercatat terdapat 86 universitas di luar negeri yang memiliki program bahasa Indonesia.
Baca juga : HUT Ke-3, LINE Bank Targetkan Tumbuh Double Digit Tahun Ini
Di antaranya Universitas Harvard (Amerika Serikat), Universitas Al Azhar (Mesir), Universitas Viena (Austria), Universitas Sofia (Bulgaria), Universitas Notingham (Inggris), dan Universitas Negeri Moskow (Rusia).
Capaian lain di tingkat internasional adalah ditetapkannya peringatan 100 tahun A. A. Navis oleh UNESCO.
Pada penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan A.A. Navis sebagai salah satu tokoh Indonesia yang ulang tahun ke-100-nya dirayakan sebagai peringatan internasional.
A. A. Navis merupakan sastrawan dan kritikus budaya kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, dengan kontribusi besar terhadap kesusastraan Indonesia dan peradaban dunia.
Salah satu karyanya yang paling berpengaruh adalah cerita pendek Robohnya Surau Kami.
Aminudin menjelaskan tiga program prioritas di Badan Bahasa beserta capaiannya.
“Program kami besarannya ada tiga, yaitu literasi kebahasaan dan kesastraan, revitalisasi bahasa daerah, dan internasionalisasi bahasa Indonesia,” ujarnya.
Terkait literasi, salah satu tugas utama Badan Bahasa adalah menyediakan buku-buku bacaan bermutu untuk jenjang PAUD dan SD.
Baca juga : Regulasi Soal Pendidikan Profesi Disahkan, KSP Targetkan 800 Ribu Guru Lulus Sertifikasi
Pada tahun 2022, Badan Bahasa telah mendistribusikan sejumlah 16,8 juta buku ke 20.000 sekolah.
Kemudian pada tahun 2024 akan kembali didistribusikan sejumlah 21 juta buku ke sekolah dengan predikat tingkat literasi Masih rendah berdasarkan Asesmen Nasional (AN) ke 45 ribu Sekolah Dasar (SD), dan setiap sekolah akan mendapatkan 600 eksemplar.
Selain itu, guru-guru SD tersebut akan diberi pelatihan bersama dengan komunitas-komunitas literasi.
Program kedua yaitu Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), dilaksanakan untuk merespon kekhawatiran terkait penurunan vitalitas bahasa daerah.
Pada tahun 2021, Badan Bahasa juga melakukan revitalisasi bahasa daerah dengan pola baru.
“Program ini menunjukkan adanya kenaikan yang sangat baik dari segi partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam program pelindungan bahasa dan sastra daerah,” ungkapnya. Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber : rm.id