Saturday, 27 Apr 2024

Prof Tjandra Usul Kabinet Baru Punya Institusi Khusus Pengobatan Tradisional

news24xx


Prof Tjandra Usul Kabinet Baru Punya Institusi Khusus Pengobatan TradisionalProf Tjandra Usul Kabinet Baru Punya Institusi Khusus Pengobatan Tradisional
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Delegasi Republik Indonesia (DELRI) pada pertemuan INB 9 WHO Pandemic Agreement Prof Tjandra Yoga Aditama optimis jamu dan pengobatan tradisional Indonesia punya potensi besar untuk menembus pasar global.

Optimismenya ini disampaikan dalam pertemuan dengan pimpinan WHO Traditional, Complementary and Integrative Medicine (TCIM) Unit Dr. Kim Sungchol, di kantor pusat WHO Jenewa.

"Teman lama yang dulu sama-sama di WHO Regional Asia Tenggara," kata Prof Tjandra dalam keterangannya kepada RM.id.

"Dia adalah warga negara Korea Utara tetapi punya latar belakang pendidikan kedokteran tradisional China," lanjutnya.

Ia menceritakan, di kantor Badan Kesehatan Dunia di Jenewa yang dikunjunginya ini terdapat patung perunggu besar setinggi orang dewasa dengan 666 titik-titik akupunktur. Lalu, 214 titik diantaranya ada nama berpasangan dengan nama yang sama, jadi total ada 559 nama titik akupuntur.

"Patung di kantor WHO ini sedikit banyak memberi gambaran tentang peran kedokteran tradisional China dalam area kedokteran tradisional dunia dan juga di WHO," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Baca juga : Atletico Madrid Vs Barcelona, Misi Kudeta Kursi Girona

Tak cuma China, kedokteran tradisional India juga sudah dikenal luas. Bahkan, sebut Prof. Tjandra, India punya Kementerian AYUSH (Ayurveda, Yoga and Naturopathy, Unani, Siddha, and Homoeopathy) sejak tahun 2014. 

Kementerian ini memiliki 12 insitut nasional dan lima organisasi riset, dua komisi regulasi dan lainnya. Kegiatannya mencakup enam hal, yaitu kesehatan, tanaman kesehatan, standar dan kualitas, pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kolaborasi dan kerjasama. 

"India memiliki Ayush Systems of Medicine yang cukup komprehensif dan lengkap. Kita ketahui juga bahwa pertemuan besar WHO berlangsung di India tahun lalu, yaitu WHO Traditional Medicine Global Summit pada 17 dan 18 Agustus 2023 di Gandhinagar, Gujarat, India," imbuhnya.

Ia merinci, dalam ruang lingkup WHO, bidang ini terdiri dari tiga area. Pertama, kedokteran tradisional atau traditional medicine yang memang sudah dikenal luas sejak ratusan tahun yang lalu. 

Pendekatannya merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan dan praktek, yang berdasar pada teori, kepercayaan dan pengalaman indigenus berdasar berbagai budaya. 

"Pendekatan ini digunakan luas di masyarakat untuk menjaga kesehatan, juga untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan atau setidaknya perbaikan gejala penyakit fisik dan mental," jelasnya.

Baca juga : Ke Manila, Prof Tjandra Akan Paparkan Rencana Aksi Perangi TB Di ASEAN Besok

Area kedua di WHO adalah pengobatan koplimenter atau complementary medicine. Yaitu pengobatan alternatif (alternative medicine) yang mencakup berbagai cara pengobatan yang terjadi, yang bukan merupakan bagian dari kedokteran konvensional maupun kedokteran tradisional. 

Area ke tiga adalah pengobatan herbal (herbal medicines) yang pada dasarnya berasal dari tanaman, bagian atau bahan aktif dari tanaman. 

"Nampaknya jamu kita masuk dalam area ini," sebut Prof Tjandra.

Ke Dr. Kim, Prof. Tjandra mengemukakan bahwa jamu dan berbagai pendekatan tradisional lainnya di Indonesia juga memiliki kekayaan dan manfaat yang tak ternilai. Ia berjanji akan memperhatikan hal ini dan mengaku sudah mengetahui tentang keampuhan jamu. 

"Akan baik kalau Kementerian Kesehatan dan penggiat kesehatan tradisional kita terus mengalakkan kesehatan tradisional kita, baik untuk kepentingan negara dan membawanya ke kancah global juga," pesan Prof Tjandra.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI juga menyarankan agar perguruan tinggi yang mendidik dan meneliti tentang jamu dan pengobatan tradisional diperbanyak.

Baca juga : PLN: Teknologi Punya Peran Penting Dorong Transisi Energi

"Sehingga dasar ilmiahnya menjadi makin kuat, dan juga akan ada lulusan sarjana, master atau doktor di bidang ini, seperti teman saya Dr Kim yang kini memimpin Unit ini di WHO," sambungnya.

Bahkan prof Tjandra mengusulkan adanya institusi khusus di kabinet mendatang yang diperkuat oleh eselon yang cukup tinggi untuk menangani kekayaan kesehatan tradisional Indonesia.

"Seperti juga di negara lain dan di WHO," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber : rm.id





Loading...
Related News