Wednesday, 24 Apr 2024

Korban Tewas Terus Meningkat Akibat Topan Seroja, Meninggalkan Kerusakan di Nusa Tenggara Timur

news24xx


Foto : https://jakartaglobe.id/Foto : https://jakartaglobe.id/
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Sedikitnya 117 orang tewas dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka setelah banjir dan tanah longsor akibat badai tropis Seroja melanda delapan kabupaten di Nusa Tenggara Timur, salah satu provinsi termiskin di Indonesia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Selasa, mengatakan 60 orang meninggal di Flores Timur, 28 di Lembata, 21 di Alor, dan 2 di Sabu Raijua. Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Ende masing-masing melaporkan satu korban jiwa, kata Doni dalam telekonferensi virtual, Selasa.

Ada 72 orang yang masih hilang, antara lain 20 di Alor, 12 di Flores Timur, dan 44 di Lembata.

Jumlah korban tewas lebih rendah dari 128 kematian yang diumumkan pagi ini. Raditya Jati, Kepala Bidang Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, dalam jumpa pers terpisah, mengatakan jumlah korban tewas sebelumnya termasuk mereka yang masih hilang. Badan tersebut telah mengoreksi data tersebut, katanya.


Read More : Bamsoet Dukung Fashion Show Tenun dan Batik Indonesia di San Polo Italia

Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah memerintahkan BNPB, Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas), TNI, dan Polri untuk mengerahkan personelnya ke provinsi tersebut.

"Yang ingin saya tekankan adalah percepatan evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan termasuk di daerah terpencil dan pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur," kata Jokowi dalam rapat kabinet, Selasa pagi.

Proses evakuasi terbukti sulit sejauh ini, dengan penduduk yang mengandalkan upaya mereka sendiri karena tim penyelamat dari luar hampir tidak mencapai daerah yang terkena dampak.

Distrik-distrik yang paling terpukul terletak di pulau-pulau terpisah. Jalan dan jembatan yang rusak, ditambah dengan cuaca ekstrim akibat topan tropis Seroja, semakin mengisolasi daerah tersebut dari bantuan luar, kata Doni Monardo, kepala BNPB, pada hari Senin.

"Pencarian, penyelamatan, dan upaya mitigasi akan tergantung pada cuaca," kata Doni.

“Sebagai gambaran, Larantuka [ibu kota Flores Timur] dipisahkan oleh saluran dari Pulau Adonara,” kata Doni merujuk pada Pulau di Timor Timur yang longsor dan banjir bandang meluluhlantahkan sedikitnya tiga desa.

“Saat cuaca tidak memungkinkan, semua aktivitas harus dihentikan,” kata Doni.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, siklon tropis Seroja bergerak menjauh dari Laut Sawu, tempat pertama terbentuk, ke arah barat daya.

"Hingga 7 April, banyak kecamatan [di Nusa Tenggara Timur] yang diperkirakan akan turun hujan lebat sepanjang hari," kata Dwikorita Karnawati, ketua BMKG, Senin. Hujan lebat akan turun sebagian besar di pulau Sumba dan Timor, katanya.

Flores Timur, Alor, dan Lembata juga akan mengalami hujan dengan intensitas sedang. “Pada tanggal 6 dan 7 [April] pagi, kita harus mewaspadai hujan di sana, tapi sore harinya cuaca akan membaik karena angin topan semakin jauh,” kata Dwikorita.



Read More : Pasca Putusan MK Jokowi Ajak Semua Pihak Bersatu Bekerja Membangun Negara

Pusat Pengendalian BNPB (Pusdalops) mencatat setidaknya 8.424 orang terpaksa meninggalkan rumah dan tinggal di pusat-pusat evakuasi di lima kabupaten di seluruh provinsi. Mereka termasuk 7.212 pengungsi di Sumba Timur, 958 di Lembata, 672 di Rote Ndao, 284 di Sumba Barat, dan 256 di Flores Timur, data menunjukkan.

Badan tersebut mengharapkan jumlah tersebut akan meningkat karena laporan dari kabupaten lain belum masuk.

Doni mengatakan banyaknya pengungsi telah memicu kekhawatiran tentang penyebaran pandemi Covid-19 di provinsi tersebut. Pengalaman BNPB dengan gempa Sulawesi Barat dan banjir Kalimantan Selatan pada Januari menunjukkan bahwa pengungsian berisiko tinggi menyebarkan penyakit.

Doni mengatakan, pemerintah daerah harus memisahkan orang muda dari orang tua di berbagai pusat pengungsian untuk meminimalkan risiko penyebaran Covid-19.

Relawan dari daerah lain juga harus memastikan bahwa mereka bebas dari virus Covid-19 sebelum datang ke provinsi tersebut, kata Doni.

Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi termiskin di negara itu. Lebih dari 21 persen dari 5,3 juta penduduknya hidup dengan kurang dari $ 28 per bulan, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan.

BNPB mengatakan topan tropis telah merusak rumah dan infrastruktur di Kupang, Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Doni mengatakan pemerintah akan mengalokasikan hingga Rp 50 juta ($ 3.450) untuk setiap korban yang kehilangan rumah mereka. Dia mengatakan, pemerintah daerah juga akan bertanggung jawab untuk merelokasi warga dari wilayah yang hancur ke wilayah baru yang tidak terlalu berisiko.

"Kita harus membangun kembali dengan lebih baik," kata Doni.





Loading...