Friday, 26 Apr 2024

Ketika Buku Diadaptasi Menjadi Film: Beresiko Untuk Mengecewakan Pembaca dan Menurunkan Minat Baca

news24xx


Foto : VOIFoto : VOI
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Buku adalah bahan yang ideal untuk diterjemahkan ke dalam format lain. Lebih dari 29 buku dipastikan akan diadaptasi menjadi film atau serial.

Tingginya permintaan akan adaptasi juga membuat buku kembali populer di masyarakat. Bridgerton, misalnya. Buku karya Julia Quinn ini adalah serial Netflix orisinal yang diproduksi oleh Shondaland yang telah menarik pemirsa.

Dilansir dari VOI, tidak hanya mencatat rekor jumlah penonton yang tinggi, koleksi buku Bridgerton juga banyak dicari di sejumlah toko buku online. Kini, buku bukan hanya menjadi sumber adaptasi. Nyatanya, banyak buku 'dibuat' untuk diproduksi menjadi acara televisi dan film.

Ditambah lagi, buku itu abadi. Misalnya, serial The Handmaid's Tale karya Hulu merupakan adaptasi dari Margaret Atwood dan buku yang diterbitkan pada tahun 1985 tersebut mulai dibaca kembali. Penerbit juga tidak mengumumkan angka penjualan. Bagi mereka, bagaimana buku itu diburu melambangkan pengaruh besar dari serial tersebut.


Read More : Mamangbet Situs Paling Bagus Depo 5000 Aja Jepe Terus

Tahun ini, sejumlah buku direncanakan diadaptasi untuk dilihat. Netflix akan merilis Behind Her Eyes, The Dig, Firefly Lane, Apple TV with Cherry, HBO Max with Dune, dan banyak lagi lainnya.

Buku dan konten adaptasi telah menjadi hubungan simbiosis mutualisme seiring televisi mendapat cerita baru. Sementara itu, bukunya populer meski sudah lama dirilis.

The Queen's Gambit, serial asli Netflix yang dirilis pada tahun 2020, menjadi hit, sementara bukunya (1983) berada di peringkat teratas pencari buku. Label "diadaptasi ke Netflix" adalah sebuah kebanggaan.

Indonesia menempati urutan kedua terbawah dari 61 negara dalam daftar Negara Paling Melek di Dunia berdasarkan survei Central Connecticut State University tahun 2016. Dalam hal penilaian infrastruktur untuk membaca, Indonesia jauh lebih beruntung dibandingkan negara-negara Eropa.

Meluncurnya situs Kominfo, fakta ini kontradiktif dengan penduduk Indonesia yang menempati urutan kelima sebagai negara dengan gadget terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Selain Indonesia, negara lain juga mengalami penurunan minat baca. Sebuah laporan dari Washington Post menyebutkan bahwa pada 2017, minat baca penduduk Amerika Serikat menurun hingga 30 persen.

Ini karena mereka lebih suka menonton televisi. The Post juga mengatakan orang Amerika dapat menghabiskan dua jam dan 45 menit untuk menonton televisi dan angka ini 10 kali lebih besar daripada membaca. Angka ini juga dipengaruhi oleh persaingan dari layanan streaming seperti Netflix dan Apple TV. Bahkan, platform ini mengambil materi buku sebagai konten adaptasinya dan sering kita jumpai saat ini.

Namun dengan banyaknya adaptasi buku, hal ini berpengaruh pada penjualan literatur fisik, tidak dibatasi oleh waktu rilisnya.



Read More : Cara Budidaya Lobster Air Tawar di Lahan Terbatas, Mulai dari Pembenihan hingga Panen

Respon Pembaca
Tak bisa dipungkiri, buku yang diadaptasi menjadi tontonan ini mampu menarik minat pembaca dan khalayak baru. Namun di sisi lain, respon pembaca cukup dingin dan seringkali kecewa dengan format adaptasi ini. Film dan televisi adalah visual sedangkan buku adalah tentang kata-kata. Penyesuaian perlu dilakukan agar seimbang, tetapi seringkali tim produksi memaksanya dalam proses.

Orang Normal Sally Rooney dikreditkan dengan menekankan transisi masa muda tanpa membesar-besarkan sifat karakter. Karena kesuksesan ini, Rooney sedang mempersiapkan adaptasi berikutnya dari karya lain, Conversation with Friends. Selain itu, penyesuaian ini juga bergantung pada anggaran, teknologi dan produksi itu sendiri. Ketika penonton menonton film / serial televisi dari buku yang mereka baca, mereka akan membandingkan beberapa hal. Tentu hal ini terjadi karena apa yang disajikan dalam film / televisi adalah sudut pandang sutradara sedangkan setiap orang memiliki interpretasi yang bias masing-masing.

Sebut saja serial buku Twilight yang dibuat menjadi sebuah film, penonton mulai meramaikan diskusi Team Jacob atau Team Edward. Namun ketika buku itu diterbitkan, tidak ada penonton yang memulai debat.

Buku Menjadi Sumber Adaptasi
Meluncurkan CNN International, Jinny Howe dari Netflix mengatakan bahwa pemirsa ingin melihat buku yang mereka baca dapat dihidupkan dan Netflix dengan senang hati menyediakan layanan tersebut.

"Buku telah menjadi sumber hiburan selama bertahun-tahun, dengan banyak kesempatan bagi pembaca untuk melihat diri mereka sendiri," kata Howe.

Dari acara televisi hit pertama seperti Orange is the New Black hingga rilis terbaru seperti The Queen's Gambit, Bridgerton, dan Lupin, mereka telah menemukan banyak pembaca yang menonton serial buku yang mereka baca. Asalkan menguntungkan kedua belah pihak, maka adaptasi buku akan selalu dilakukan demi tontonan.





Loading...