Friday, 26 Apr 2024

Ini Yang Tim BBKSDA Lakukan Terhadap Laporan Konflik Harimau Sumatera di Desa Kuala Tolam Pelalawan

news24xx


Jejak hariamau sumatera ditemukan, tim BBKSDA Riau lakukan mitigasiJejak hariamau sumatera ditemukan, tim BBKSDA Riau lakukan mitigasi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID,Pelalawan -Tim Balai Besar KSDA Riau melakukan mitigasi konflik di Desa Kuala Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan. Sebelumnya tim telah turun sebanyak 2 kali ke Desa Kuala Tolam untuk menindaklanjuti laporan bahwa ada sapi warga yang mati dan diduga karena diserang Harimau Sumatera (HS). 

Saat itu tim sudah melakukan kegiatan observasi, sosialisasi, pembagian brosur kiat kiat menghindari konflik satwa HS, pemasangan spanduk larangan memasang jerat, patroli sapu jerat (ditemukan 2 jerat sling dan 1 jerat nilon), dan pemasangan CT (2 unit). 

Pada 23 Februari 2020, tim kembali mendapat laporan dari Kapala Desa Kuala Tolam, bahwa telah ditemukan lagi 1 ekor sapi warga mati di kebun sawit masyarakat, dan diduga dimangsa HS (tubuh bagian belakang luka bekas gigitan satwa). 

Atas kesepakatan pihak desa (Kades dan Sekdes sedang bertugas luar kota), maka tim menuju TKP pada tanggal 25 Februari 2020. 

Tim mitigasi didampingi babhinkamtibmas, perwakilan PT. Selaras Abadi Utama (PT. SAU), Kades dan perangkat Desa Kuala Tolam melakukan pertemuan dengan masyarakat Desa Kuala Tolam, (peternak sapi) terkait upaya penanganan kasus ini dan meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis terhadap HS serta meminta agar masyarakat bekerjasama dengan pihak Balai Besar KSDA Riau untuk mencari solusi terbaik terhadap kasus ini.

Selanjutnya dilakukan pengambilan 2 unit Camera trap (CT) pada TKP pertama (sebelumnya). 

Setelah diperiksa, dalam informasi yang diterima news24.co.id, hasilnya tidak terekam adanya HS dan hanya ditemukan babi hutan, kera ekor panjang, beruk, musang, macan akar (hal ini menunjukkan bahwa satwa mangsa HS masih tersedia cukup banyak selain adanya sapi yang digembalakan di lokasi tersebut). 

Terkait hal itu, Kepala Balai KSDA, Suharyono, memberikan keterangan bahwa tim langsung menuju lokasi dan melakukan observasi di TKP kedua ini dan menemukan bangkai seekor sapi dengan kondisi tubuh bagian belakang robek (diduga dimakan satwa liar). 

"Untuk observasi kali ini Tim menemukan beberapa jejak HS dengan ukuran panjang 13 cm, lebar 11 cm," kata Suharyono.

Lebih lanjut, Suharyono, menyebutkan di lokasi, tim melakukan pemasangan 1 unit CT di sekitar bangkai sapi dan meminta agar masyarakat ikut menjaga keamanan CT. 

Tim membiarkan bangkai sapi di lokasi tersebut, serta menghimbau agar masyarakat tidak beraktifitas di sekitar lokasi.

 





Loading...