Friday, 26 Apr 2024

Supir Taksi Ini Nekad Bunuh Diri Karena Depresi Dikejar Hutang Lewat Pinjaman Online

news24xx


IlustrasiIlustrasi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Warga Jl. Mampang Prapatan di Jakarta Selatan terkejut mengetahui bahwa seorang lelaki telah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di sebuah kost (kamar kos) di daerah itu. Pria itu, seorang sopir taksi bernama Zulfadli, 35, ditemukan tewas karena bunuh diri di kamar temannya pada hari Senin. Dia dilaporkan meninggalkan catatan yang menjelaskan bahwa dia tidak bisa lagi menghadapi hutang yang menumpuk dari platform pinjaman online.

Rekannya, bernama Nardi, 22, mengatakan kepada polisi bahwa Zulfadli telah mengunjunginya pada hari Minggu malam, meminta untuk menginap. Mereka berdua bekerja untuk perusahaan taksi pribadi Blue Bird.

"Dia bilang dia ingin menginap karena dia tidak bisa tidur di asrama Blue Bird," kata Nardi pada hari Senin seperti dilansir wartakota.tribunnews.com.

Nardi membiarkan Zulfadli tinggal di kamarnya malam itu ketika ia pergi bekerja sebagai pencuci mobil di perusahaan. Ketika Nardi kembali ke rumah keesokan paginya jam 9 pagi, dia berkata dia menemukan kamarnya terkunci. Dia mengetuk beberapa kali namun tidak ada jawaban. Dia dilaporkan memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan menemukan tubuh Zulfadli yang tak bernyawa.

Kepala unit investigasi kejahatan Kepolisian Mampang Pertama. Inspektur Anton Prihartono mengatakan bahwa menurut beberapa saksi, Zulfadli terlihat sehat ketika dia tiba di kamar kos Nardi.

"Dia tidak menunjukkan perilaku aneh, juga tidak mengeluh tentang apa pun," kata Anton.

Penyelidik dilaporkan menemukan catatan tulisan tangan dari Zulfadli yang mengatakan ia menyesal telah menjadi beban bagi banyak orang. Itu juga termasuk pesan kepada istri dan anak-anaknya, serta permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghentikan perusahaan pemberi pinjaman berbasis aplikasi, yang ia sebut sebagai "jebakan iblis".

“Para rentenir online yang terhormat, kita akan bertemu di akhirat,” tulisnya dalam suratnya.

Dia juga meminta keluarganya untuk tidak melunasi utangnya.

"Tidak ada orang lain yang terlibat selain saya," tulis pengemudi berusia 35 tahun itu.

Tidak ada perincian tentang berapa banyak uang yang Zulfadli berutang pada platform pinjaman.

Telah ada lonjakan laporan terhadap perusahaan teknologi keuangan (fintech) untuk menjebak pelanggan ke dalam spiral utang dan diduga menggunakan metode pengumpulan utang yang tidak etis, termasuk intimidasi, pelanggaran privasi dan teror. Sebanyak 5.000 orang menandatangani petisi online di change.org pada November tahun lalu mendesak OJK dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.

Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta) juga membuka meja pengaduan, setelah itu 283 orang maju untuk melaporkan menerima pelecehan verbal dan bahkan seksual di tangan para penagih utang.

Banyak yang mengklaim bahwa kerabat dan rekan kerja mereka telah diteror juga, semua untuk mempermalukan mereka membayar hutang mereka, termasuk bunga dan denda, meskipun mereka tidak pernah berbagi rincian kontak mereka dengan perusahaan pinjaman online

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV





Loading...