Monday, 29 Apr 2024

AirNav Akan Menghabiskan Rp 2,6 Triliun Untuk Teknologi dan Otomasi

news24xx


AirNav AirNav
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Perusahaan navigasi udara milik negara AirNav Indonesia menginvestasikan Rp 2,6 triliun tahun ini untuk meningkatkan fasilitas navigasi udara, termasuk dengan memiliki teknologi yang lebih canggih dan menara kontrol baru.

Presiden Direktur AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan pada konferensi pers baru-baru ini, bila investasi akan digunakan untuk membiayai total 290 program AirNav di semua bandara di seluruh Indonesia. Perusahaan berencana untuk meningkatkan dan memodernisasi perangkat lunak, peralatan, dan peralatan mereka untuk navigasi, otomasi, komunikasi dan pengawasan, serta untuk membangun menara dan fasilitas pendukung lainnya.

"Baru-baru ini, kami banyak berinvestasi dalam teknologi untuk mengikuti perkembangan teknologi pesawat. Dengan demikian, kami berencana untuk berinvestasi paling banyak tahun ini dalam perangkat lunak otomasi yang dapat digunakan oleh pengendali lalu lintas udara [ATC] untuk mengontrol lalu lintas udara untuk [membuatnya] lebih aman, lebih efisien, ”kata Novie.

AirNav berencana untuk berinvestasi paling banyak, Rp 1,1 triliun, 44 persen dari total, dalam otomatisasi. Novie mengatakan otomatisasi sangat penting untuk navigasi udara hari ini karena lalu lintas udara semakin padat.

"Otomasi dapat benar-benar membantu ATC mengendalikan lalu lintas pesawat, terutama di daerah dengan wilayah udara yang ramai, seperti Cengkareng [Bandara Internasional Soekarno-Hatta], Bali dan Surabaya [Jawa Timur]," kata Novie.

AirNav juga berencana untuk meningkatkan dan meremajakan sistem Siaran-Surveilans Ketergantungan Otomatis di beberapa bandara dan untuk meningkatkan Sistem Bimbingan Gerakan Permukaan Lanjut dan Sistem Kontrol di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali.

Perusahaan akan menggunakan 30 persen dari total investasi yakni sekitar Rp 779,7 miliar untuk membiayai pembangunan menara dan fasilitas pendukung. Sementara itu, 10 persen, Rp260,4 miliar, dihabiskan untuk peralatan komunikasi. Selain itu, pos-pos lain seperti pengawasan, navigasi, mekanik dan listrik masing-masing mendapatkan Rp 222 miliar (9 persen), Rp 113,5 miliar (4 persen) dan Rp 71,4 miliar (3 persen).

Novie mengatakan tahun ini akan ada menara ATC baru yang dibangun di beberapa daerah seperti di Bandara Internasional Baru Yogyakarta (NYIA) di Yogyakarta, serta di Surakarta, Banjarmasin, Wamena, Palu, Silangit, Bengkulu, Letung, Muara Teweh, Dekai , Ilaga dan Sintang.

"Seperti yang kita tahu, pemerintah saat ini mendorong pengembangan bandara di seluruh Indonesia dan kita harus memastikan bahwa menara kita akan ada di sana," kata Novie.

Sebagian besar investasinya adalah ke Jawa, Sumatra, dan Papua. AirNav akan menginvestasikan Rp 1,65 triliun melalui 74 program di Jawa, Rp 259,3 miliar melalui 69 program di Sumatra dan Rp 245,5 miliar melalui 45 program di Papua.

AirNav akan berinvestasi lebih banyak tahun ini daripada tahun 2018, ketika berinvestasi Rp 1,9 triliun. Novie mengatakan peningkatan investasi mengikuti pertumbuhan bertahap lalu lintas udara yang dilayani AirNav dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2018, perusahaan itu mencatat lalu lintas yang melibatkan 2,4 juta pesawat, naik dari 2,2 juta pada 2017 dan 1,8 juta pada 2016.

Pendapatan perusahaan pada tahun 2018 adalah sumber utama untuk investasi 2019. Pada tahun 2018, perusahaan mencatat laba bersih Rp 320 miliar dan pendapatan Rp 3,2 triliun.

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV





Loading...