NEWS24.CO.ID -Meme makanan kue Klepon beredar di media sosial. Panganan tradisional ini disebutkan tidak Islami. Dan hal ini memancing keributan dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Bahkan di media sosial Twitter, klepon ini menjadi perbincangan yang hangat sejak kemarin.
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh menilai unggahan meme klepon tidak Islami merupakan berita bohong
"Aparat penegak hukum perlu mengusut tuntas pengunggah dan penyebar unggahan di media sosial tersebut karena secara nyata telah menyebabkan kegaduhan," kata dia, Rabu (22/7).
Meme klepon tidak Islami ramai di berbagai platform media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Dalam penelusuran, meme yang lebih menyerupai iklan dari sebuah produk makanan itu menyebut klepon tidak Islami dan oleh karenanya harus ditinggalkan.
Ni'am menanggapi bahwa meme itu berpotensi melecehkan ajaran agama.
Ia pun meminta masyarakat agar tak menyebarkan hoaks yang menyebut klepon tidak Islami dalam meme tersebut.
Ia juga berharap masyarakat tidak terprovokasi oleh komentar-komentar miring, terutama seputar agama dalam perdebatan soal itu.
Ni'am juga meminta agar meme tersebut tidak dijadikan bahan olok-olok sehingga berbuntut pada hukum.
"Tidak terprovokasi dan terjebak pada komentar-komentar yang melecehkan ajaran agama atau membangun stigma buruk terhadap agama," kata Ni'am
Sementara itu, berdasarkan penelusuran pakar media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi menemukan pro-kontra kue klepon ini merupakan bentuk residu atau sisa-sisa dari persaingan dan perdebatan antar dua kelompok Pilpres 2019.
Ismail menemukan bahwa keramaian terkait meme itu salah satunya diawali akun IG yang ditangkap Drone Emprit dari akun @kerjabersama_2periode.
Foto yang sama dengan di Facebook tersebut diberi caption 'Kadrun klo dibiarin makin ngelunjak'.
Drone Emprit kemudian menemukan postingan awal di Twitter pada pukul 05.40 WIB dari akun @zsumarsono, lalu pukul 06.08 oleh @woelannnn, dan seterusnya hingga naik pesat pukul 10.27 oleh @jumianto_RK.
"Residu pilpres tampaknya masih sangat kuat. Perolehan suara yang tak jauh terpaut bedanya, jelas membuat dua cluster pro-kontra yang relatif seimbang pendukungnya. Ini tentu tidak mudah untuk dileburkan tanpa upaya serius. Setiap saat siap untuk saling 'serang'," ujar Ismail lewat akun Twitternya, Rabu (22/7).