Friday, 19 Apr 2024

Pendapatan Anjlok hingga 90 Persen, Garuda Kandangkan 70 Persen Pesawat

news24xx


Pesawat Garuda 70 persen parkir di-grounded/netPesawat Garuda 70 persen parkir di-grounded/net
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -Banyaknya rute penerbangan tidak beroperasi, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terpaksa mengandangkan 70 persen pesawatnya. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyebutkan, pendapatan perseroan anjlok hingga 90 persen akibat pandemi COVID-19.
 
“Untuk Garuda sendiri, pendapatan kami menurun hampir di level 90 persenan. Pesawat kita 70 persen parkir di-grounded. Mayoritas penerbangan itu ‘load factor’-nya (tingkat keterisian) di bawah 50 persen. Jadi ini imbasnya sangat berat bagi Garuda dan maskapai lain,” kata Irfan ditulis Rabu (3/6/2020).

Read More : Mamangbet Situs Paling Bagus Depo 5000 Aja Jepe Terus

Dia menambahkan, penerbangan merupakan industri yang sangat terdampak dengan adanya pandemi ini karena mobilitas harus dibatasi, sementara mobilitas merupakan fundamental di industri penerbangan.

Selain itu, lanjut dia, dampaknya juga bukan hanya berhenti di maskapai, melainkan pula di bandara, perhotelan dan restoran ketika penerbangan terganggu.

“Yang lebih berat lagi, maskapai pada dasarnya industri yang sangat ‘capital intensive’ (padat modal) dan marginnya di bawah ‘double digit’. Begitu ada goyangan seperti ini akan sangat goyang sekali. Tadi ada grafik yang menyatakan saat awal Maret menukik drastis mulai dari penumpang dan pendapatan,” katanya.

Namun, lanjut dia, sebagai maskapai nasional (flag carrier), Garuda tetap memiliki kewajiban untuk menjaga konektivitas, karena itu pihaknya masih mengoperasikan rute-rute internasional, seperti dari Belanda, Australia, Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan serta rute-rute domestik.

“Buat Garuda, ini situasi unik yang harus dihadapi karena ini bukan semata-mata maskapai yang lain mudah ‘ah saya tutup dulu nunggu nanti kalau sudah baik’. Kami ini ‘national flight carrier’, mandat kami adalah memastikan konektivitas dan menyambungkan antarbangsa,” katanya.


Read More : Cara Budidaya Lobster Air Tawar di Lahan Terbatas, Mulai dari Pembenihan hingga Panen

Untuk itu, Irfan menjelaskan, secara perlahan pihaknya menurunkan frekuensi penerbangan di sejumlah rute.

“Secara dinamis kita lihat tingkat keterisiannya dan kemudian pelan-pelan kita turunkan frekuensi penerbangannya. Seperti sebelumnya enam kali seminggu ke Amsterdam saat ini hanya sekali seminggu. Tapi untuk memastikan konektivitas ini terjadi kita harus memastikan bahwa pergerakan orang yang harus bergerak terjadi. Karena kalau tidak kita bayangkan situasi saat 60-an yang memaksa kita berpikir waktu lama untuk berpindah,” katanya.(gelora)





Loading...