Thursday, 25 Apr 2024

Catat Tanggalnya: Fenomena Langit di Bulan Juni, Gerhana Matahari dan Hujan Meteor

news24xx


Ilustrasi bulan purnama. Ilustrasi bulan purnama.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -  Silakan dicatat tanggal dan jamnya bila anda ingin menyaksikan fenomena di langit.  Fenomena langit yang terjadi pada Juni mulai dari dua puncak hujan meteor hingga Gerhana matahari sebagian. 

Seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa, 2 Juni 2020,  Lembaga Pener­bangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Observatorium Bosscha, dan situs  Komunitas Astronomi Langit Selatan membeberkan fenomena langit yang bisa disaksikan sepanjang Juni. 

3 Juni, Bulan di Perigee.


Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi (Perigee). Fenomena ini terjadi pada pukul 10.45 WIB.

Bulan akan berjarak sekitar 364.390 kilometer dari pusat Bumi. Oleh karena itu Bulan akan tampak 15 persen lebih besar apabila diamati dari Bumi dengan lebar sudut 32,8 menit busur.

5 Juni, Bulan Purnama


Bulan memasuki fase Bulan Purnama pada 5 Juni. Bulan akan terletak di belakang Bumi bila dilihat dari Matahari dan wajahnya akan sepenuhnya disinari cahaya Matahari.

Fase ini terjadi pada pukul 02.10 WIB. Sebagai informasi, Bulan Purnama dikenal oleh suku-suku asli Amerika Awal sebagai BUlan Stroberi Penuh. Sebab fenomena ini mengisyaratkan waktu tahun untuk mengumpulkan buah yang sudah matang.

Hal ini juga bertepatan dengan puncak musim panen stroberi. Bulan Purnama juga dikenal sebagai Bulan Mawar Penuh dan Bulan Madu Penuh.

8-9 Juni, Konjungsi Bulan, Jupiter, dan Saturnus

Bulan tampak bersama Jupiter dan Saturnus membentuk segitiga di langit malam. Fenomena dapat diamati pada 8 Juni pukul 21.00 WIB di arah Timur agak ke Tenggara dengan bentuk menyerupai segitiga tumpul.

Bulan bergerak perlahan mendekat ke Saturnus sehingga pada 9 Juni pukul 00.00 WIB akan membentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring Bulan-Saturnus dan sudut siku-siku di Jupiter.

Bulan terbit lebih dahulu pukul 20:12 WIB disusul Jupiter pukul 20:21 WIB dan terakhir Saturnus pukul 20:43 WIB.

Ketiganya bisa diamati sampai fajar dengan Bulan berada 2,1 derajat di selatan Jupiter, dan 2,6 derajat di selatan Saturnus.

Bulan dan Jupiter akan mencapai meridian pukul 02:32 WIB dengan ketinggian 75 derajat sedangkan Saturnus mencapai mencapai meridian pukul 02:56 WIB dengan ketinggian 76 derajat.

10 Juni, Puncak Hujan Meteor Arietid


Bosscha melaporkan fenomena Hujan Meteor Arietid pada 10 Juni pukul 03.40 WIB. Meteor berada di dekat konstelasi Aries. Sekitar 50 meteor per jam akan menghiasi langit Bumi pada periode puncak.

Meteor dapat dilihat tanpa alat bantu dalam kondisi langit gelap.

15 Juni, Bulan di Apogee

Bulan akan berada di titik terjauh dengan Bumi (Apogee). Fenomena ini akan  terjadi pada pukul 08.00 WIB. Bulan akan tampak lebih kecil 10 persen dibandingkan ketika Perigee apabila diamati dari Bumi dengan lebar sudut 29,54 menit busur.


21 Juni, Gerhana Matahari Sebagian

Setelah terjadi tanggal 26 Desember, Gerhana Matahari Cincin  (GMC) kembali menyambangi penduduk Bumi pada 21 Juni 2020. Namun, gerhana Matahari yang bisa di Indonesia tidak berupa cincin, melainkan hanya gerhana sebagian. 

Selain itu, tak semua daerah bisa mengamati gerhana ini. Sebagian Lampung dan Bengkulu, serta sebagian pulau Jawa tak bisa menyaksikan fenomena ini.

Sebab, tingkat ketertutupan Matahari yang terlihat di Indonesia beragam. Semakin ke selatan, semakin kecil bagian Matahari yang ditutupi Bulan.

Sementara yang berada di bagian utara bisa menikmati gerhana sebagian sampai sekitar 30 persen.

Langit Selatan mengatakan GMC ini istimewa karena bertepatan dengan Solstis Bulan Juni atau yang identik dengan Solstis Musim Panas di belahan utara, saat Matahari tepat berada pada titik tertinggi di utara.

GMC 21 Juni akan berlangsung selama 6 jam 41 menit 15 detik, dengan durasi cincin selama 39 detik.

Lintasan cincin akan dimulai dari Republik Kongo, kemudian melintasi Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Sudan, Etiopia, Eritrea, Yaman, Arab Saudi, Oman, berlanjut ke Pakistan, India, Tibet, China, Taiwan, dan berakhir di Lautan Pasifik.

22 Juni, Komet C/2019 U6 (Lemmon)

Bosscha mengatakan masyarakat bisa mengamati Komet C/2019 U6 pada 22 Juni di dekat konstelasi Hydra. Komet bisa diamati sejak senja di barat hingga tenggelam pada 21.17 waktu lokal. Komet dapat dilihat tanpa alat bantu dalam kondisi langit gelap.

27 Juni, Puncak Hujan Meteor Bootid

Juni dihiasi oleh dua puncak hujan meteor. Selain Hujan Meteor Arietid, masyarakat juga bisa melihat Hujan Meteor Bootid.

Hujan meteor bisa diamati sejak senja di utara-timur laut hingga tenggelam pada 01.59 waktu lokal.

Hujan Meteor Bootid berada di dekat konstelasi Bootes. Bootid dapat diamati tanpa alat bantu dalam kondisi langit gelap. 

N24.

 





Loading...