NEWS24.CO.ID - Gas air mata merupakan bahan kimia yang biasa digunakan pihak keamanan untuk mengontrol massa, seperti dalam demonstrasi atau kerusuhan.
Meski bernama 'gas', bahan utama gas air mata justru cairan ataupun padat.
Situs medis Medical News Today (MNT) menyebut biasanya gas air mata berbentuk semprotan atau bubuk.
Zat ini bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit dan iritasi.
Inilah sebabnya mengapa gas air mata terutama mempengaruhi area lembab tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.
Dampaknya bisa muncul dalam jangka panjang maupun pendek.
Efek jangka pendek
Efek langsung dari gas air mata pada mata meliputi:
Seseorang mungkin juga merasakan sensasi sesak di dada, atau merasa tersedak.
Efek gas air mata akan hilang dalam 15-20 menit.
Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera.
Tabung bisa panas dan dapat menyebabkan luka bakar.
Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.
Baca juga: Mata Merah Bisa Dipicu Sindrom Mata Kering, Berikut Ini Beberapa Hal yang Jadi Penyebab
Efek jangka panjang
Jika seseorang meninggalkan area yang terkena gas air mata, dan gejalanya hilang segera setelahnya.
Risiko cedera jangka panjang pada kasus seperti ini terbilang rendah.
Namun, para ilmuwan masih belum cukup tahu tentang efek gas air mata yang tersisa pada tubuh.
Paparan gas air mata di dalam ruangan, atau dalam jumlah besar, mungkin memiliki efek kesehatan yang serius, termasuk:
Baca juga: Selain Sesak Napas, Gagal Jantung Bisa Ditandai dengan Mual hingga Sakit Perut
Sebabkan kematian dan cacat permanen
Sebuah studi tahun 2017 dari data yang dikumpulkan selama 25 tahun melihat efek gas air mata pada tubuh.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM