Ekonom Sebut Harga Eceran Naik Karena Rencana Pemerintah Menaikkan Harga Bahan Bakar Berlarut-larut

NEWS24.CO.ID - Direktur  Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios) Bhima Yudhistira, Kamis, 1 September 2022, menilai dampak psikologis rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak ( BBM ) bersubsidi yang dijual Pertamina sudah nyata.

Dia percaya kebanyakan bisnis telah mulai menaikkan harga barang-barang mereka, yang hanya akan memberikan lebih banyak tekanan pada inflasi. 

Read More : Susi Pudjiastuti Wants GDP from Fishery Sector Will Increase

“Sejumlah barang mengalami kenaikan harga. Secara psikologis banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momen tersebut untuk menyesuaikan harga eceran,” kata Bhima kepada Tempo, Kamis, 1 September. 

Hingga saat ini, pemerintah dikabarkan berniat menaikkan harga bahan bakar minyak yang sebagian disubsidi oleh pemerintah, yakni Pertalite dan Solar (bahan bakar solar).

Dalam laporan terbaru Majalah Tempo, pemerintah berencana menambah Rp2.000 hingga Rp3.000 dari harga BBM per liter saat ini. 

Bhima memperkirakan rencana kenaikan harga BBM akan mendorong pelaku usaha yang sebelumnya menahan kenaikan harga karena daya beli masyarakat masih terdampak pandemi Covid-19.

Read More : Asian Games mascot dolls become the target for tourist in Indonesia

Di sisi lain, Bima mendesak pemerintah segera mengambil sikap terhadap nasib harga BBM bersubsidi.

Karena pemerintah berlarut-larut dalam keputusan ini dan tidak sampai pada gegar otak hanya menunjukkan ketidakcocokan internal Kabinet saat ini, kata Bhima.

“Kenaikan harga BBM bukanlah keputusan yang populis. Banyak Menteri Negara yang masih belum sepakat,” duganya.   ***