Thursday, 25 Apr 2024

Hasil Penelitian Temukan Kontaminasi Kimia di Sungai Siak Riau

news24xx


Foto : TempoFoto : Tempo
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Tim peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) dalam agen terbaik indonesia temuan terbarunya mengungkapkan sungai Siak yang terletak di Riau tidak hanya tercemar limbah mikroplastik, tetapi juga bahan kimia seperti klorin dan fosfat. 

Penelitian lapangan yang dilakukan bersama oleh ESN bersama kelompok lingkungan mahasiswa Universitas Negeri Riau dan LSM Telapak di Riau ini dilakukan dari 1 Juli hingga 3 Juli. Siak merupakan salah satu sungai terpanjang di Provinsi Riau dengan panjang kurang lebih 310 kilometer. 


Read More : Info BMKG Cuaca Tangerang Hari Ini Per Jam Kamis 25 April 2024 Hujan Pol

“Hasil pengukuran uji kualitas air menunjukkan bahwa kadar klor bebas Sungai Siak telah melebihi baku mutu Peraturan Pemerintah (PP) 22/2021, di beberapa lokasi kadar fosfat berada di atas baku yang cukup tinggi,” Penulis ESN Prigi Arisandi menulis dalam sebuah pernyataan pada 3 Juli. 

Ia menjelaskan, sampel air yang dikumpulkan dan dipelajari berasal dari enam markas di Jembatan Siak II hingga Siak Hilir Tanjung Rhu. Kesemuanya itu mengungkapkan bahwa kadar klorin sungai Siak berada pada kisaran 0,9-0,16 ppm dengan baku mutu maksimal 0,03 ppm. Sedangkan untuk fosfat, angkanya mencapai 2,5 ppm dengan baku mutu 1 ppm.

Prigi menegaskan bahwa pencemaran klorin dan fosfat menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat dan berdampak besar terhadap lingkungan. Klorin, lanjutnya, yang sering digunakan sebagai desinfektan dapat bereaksi dengan senyawa organik dalam limbah di dalam air dan menciptakan karsinogen.

Sumber paparan klorin diduga berasal dari industri kertas, limbah rumah tangga berupa pemutih pakaian, desinfektan, dan bahan tambahan herbisida yang banyak digunakan di perkebunan kelapa sawit.

Dijelaskannya, bahan kimia klorin dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tiga jalur, yaitu melalui konsumsi dan kontak atau pelarutan kulit. “Kontak langsung melalui kulit dengan klorin bersifat iritan, sehingga efeknya iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan atas,” ujarnya.



Read More : Turun Rp 1 000 Harga Emas Pagi Ini Rp 1 319 000 Per Gram

Sedangkan untuk fosfat, ia meyakini hal ini karena limbah dari limpasan pupuk dari kegiatan pertanian, kotoran manusia, kotoran hewan, limbah sabun, pengolahan sayuran, serta kegiatan industri pulp dan kertas di sekitar Sungai Siak.

“Tingginya kadar fosfat di perairan yang sudah melebihi baku mutu tentunya dapat mengakibatkan penurunan kualitas air dan dapat menyebabkan punahnya berbagai jenis ikan di Siak,” kata Prigi, “Hasil uji kandungan mikroplastik di Sungai Siak menunjukkan bahwa 73 persen serat mikroplastik atau benang mendominasi, dibandingkan dengan 19 persen filamen, 7 persen fragmen, dan 1 persen butiran.”

Sungai Siak melintasi Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru hingga Kabupaten Siak. Sungai ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan mandi. Sungai ini pernah tercatat sebagai sungai terdalam di Indonesia dengan kedalaman 30 meter sebelum terjadi pendangkalan sehingga kedalamannya berkurang hingga 20 meter. 





Loading...