NEWS24.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I (YoY) sebesar 5,01 persen yang disebut-sebut didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi pascapandemi Covid-19. Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono juga menyebut rendahnya base effect.
“Pertumbuhan yang signifikan ini karena base effect yang rendah pada triwulan I tahun 2021, yang kita ketahui bersama saat itu perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen,” kata Yuwono pada 9 Mei, Antaranews melaporkan.
Read More : Cara Budidaya Lobster Air Tawar di Lahan Terbatas, Mulai dari Pembenihan hingga Panen
Pada triwulan yang sama tahun 2021, pertumbuhan ekonomi masih minus 0,7 persen. Inilah yang disebut dengan low base effect atau kecenderungan tumbuhnya suatu nilai dengan kondisi awal yang rendah. Meski tumbuh tinggi, Margo mengatakan perekonomian negara secara triwulanan mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2021. Penurunannya sebesar 0,96 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2022 mencapai Rp 4.513 triliun sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp. 2,819 triliun.
Read More : Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tengah Memasuki Masa Krisis
Berdasarkan lapangan usaha, 65,74 persen PDB berasal dari sektor industri, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi. Sedangkan berdasarkan komponen pengeluaran distribusi, PDB triwulan I 2022 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
Artinya, pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran kedua komponen tersebut berpengaruh terhadap hampir semua pertumbuhan ekonomi, kata Margo.