Wednesday, 17 Apr 2024

Kelompok Keamanan Siber Menduga Peretas China Mengganggu Pemerintah Indonesia

news24xx


Foto : TempoFoto : Tempo
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Klaim telah muncul yang melibatkan peretas China yang melanggar jaringan internal kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, salah satunya termasuk Badan Intelijen negara (BIN), meningkatkan kekhawatiran keamanan siber.

Laporan tersebut datang dari perusahaan keamanan siber swasta Recorded Future melalui anak perusahaan medianya The Record, yang menyatakan bahwa penyusupan tersebut awalnya ditemukan oleh divisi penelitiannya terhadap ancaman, Insikt Group.


Read More : Inilah Bahaya Memakai Aplikasi Bajakan Menurut Praktisi Keamanan IT

Mereka mengaitkan ancaman keamanan dengan Mustang Panda, aktor ancaman China yang dikenal dengan kampanye spionase dunia maya yang menargetkan kawasan Asia Tenggara. Insikt pertama kali menemukan ini pada April 2021 ketika mereka “mendeteksi server command and control (C&C) malware PlugX, yang dioperasikan oleh grup Mustang Panda, berkomunikasi dengan host di dalam jaringan pemerintah Indonesia,” situs web mereka menyatakan.

Serangkaian komunikasi kemudian ditelusuri kembali ke setidaknya Maret 2021, namun, Insikt menulis bahwa titik intrusi dan metode pengiriman malware masih belum jelas.

Peneliti Grup Insikt dilaporkan memberi tahu pihak berwenang di Indonesia mengenai temuan mereka pada bulan Juni tahun ini dan kemudian lagi pada bulan Juli. Pejabat tidak memberikan umpan balik untuk laporan tersebut.



Read More : Perusahaan Induk TikTok, ByteDance, Makin Serius Masuki Ruang Virtual Reality

The Record mengklaim bahwa target paling sensitif yang dikompromikan oleh serangan siber BIN belum membalas permintaan komentar.

Peneliti Grup Insikt dilaporkan memberi tahu pihak berwenang di Indonesia mengenai temuan mereka pada bulan Juni tahun ini dan kemudian lagi pada bulan Juli. Pejabat tidak memberikan umpan balik untuk laporan tersebut.

The Record mengklaim bahwa target paling sensitif yang dikompromikan oleh serangan siber BIN belum membalas permintaan komentar.





Loading...