NEWS24.CO.ID - Gubernur Papua Lukas Enembe memberikan uang sebesar Rp. 100.000 setelah diantar ke perbatasan melalui jalan tradisional atau jalan tikus di Skouw ke Wutung, Papua Nugini (PNG). Enembe dideportasi dari Papua Nugini karena masuk secara ilegal.
“Saat saya antar ke perbatasan PNG, Rabu (2/4) saya tidak tahu kalau itu Gubernur Papua Lukas Enembe, karena dia memakai masker dan menumpang salah satu penumpang yang ikut dengannya,” kata Hendri. , seorang tukang ojek yang ditemui di sekitar Skouw, perbatasan RI-PNG, seperti dikutip Antara, Jumat 2 April.
Sopir ojek ini sempat menyampaikan bahwa uang atau ongkos ojek yang diberikan terlalu besar. Namun, salah satu pendamping gubernur menyatakan bahwa rekan-rekannya membawa penumpang lain dalam rombongan tersebut.
Read More : Jelang Lebaran dan Libur Panjang CKB Logistics Optimalkan Bisnis Kargo Udara
Rombongan tersebut ternyata Gubernur Lukas Enembe, dikawal hingga ke perbatasan dan ternyata tak hanya dijemput oleh segelintir tukang ojek di Papua Nugini.
Untuk ojek ke perbatasan PNG lewat jalan tikus atau jalan tradisional, hanya dua kina (kina adalah mata uang PNG yang kurs pasarnya sekitar Rp 4.000 / kina).
“Saya baru tahu kalau Gubernur Enembe numpang setelah diberitahu oleh tukang ojek lain,” kata Hendri yang mengaku baru sekitar dua tahun menjadi tukang ojek di perbatasan karena sebelumnya pernah menjadi angkot. sopir.
Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya mengaku masuk ke Papua Nugini melalui jalan setapak menggunakan ojek untuk tujuan pengobatan dan terapi.
Read More : KOI Terus Support Atlet Menuju Olimpiade Paris 2024
“Saya tahu apa yang salah karena saya menyeberang dan masuk ke PNG lewat jalan setapak menggunakan ojek,” aku Enembe usai memeriksa tes antigen untuk mengetahui apakah dia terpapar COVID-19 atau tidak.
Enembe pergi ke Vanimo Rabu, 31 Maret untuk berobat penyakitnya.
Selama di Vanimo, dia melakukan terapi untuk penyakitnya. Pemulangan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Vanimo, PNG didampingi Konsul RI di Vanimo Allen Simarmata, setibanya di zona netral, Konsul Jenderal Papua New Guinea Geoffrey dijemput. L. Wiri dan Kepala Dinas Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai.