Thursday, 25 Apr 2024

Ajakan Jokowi Benci Produk Luar Negeri Berdampak Pada Hubungan Duta Besar Indonesia di Luar Negeri

news24xx


Jokowi (Foto : Kompas)Jokowi (Foto : Kompas)
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat di Tanah Air untuk mencintai produk dalam negeri dan membenci produk luar negeri. Pernyataan tersebut mendorong duta besar dari sejumlah negara untuk bertanya kepada Kepala Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan. Ia mengatakan, sejumlah duta besar dari negara pengimpor seperti Amerika Serikat ke China mempertanyakan maksud Presiden Joko Widodo untuk membenci produk luar negeri.

"Teman-teman di Kedutaan Besar Amerika, Duta Besar China, Duta Besar Taiwan bertanya, 'apa artinya?' soal ucapan Presiden, "kata Dany dalam diskusi online yang disiarkan di YouTube, Minggu 7 Maret.

Ia menjelaskan, pernyataan Jokowi itu bertujuan untuk menggugah semangat kecintaan terhadap produk dalam negeri dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Jokowi tidak berniat menyinggung negara asing yang mengekspor produknya ke Indonesia.

“Saya jelaskan bahwa ini memberikan spirit negara, tapi bukan dalam konteks membenci negara, atau produk dari luar, kebangkitan kita. Jadi konteks internal,” ujarnya.


Read More : Info BMKG Cuaca Tangerang Hari Ini Per Jam Kamis 25 April 2024 Hujan Pol

Untuk menghindari pertanyaan sekunder, Dany meminta Duta Besar Indonesia di semua negara untuk meluruskan niat Jokowi.

“Ini yang digaungkan teman-teman diplomat Indonesia, KBRI dimanapun mereka berada. Kalau ada pertanyaan, ini untuk memberi semangat heroik di tanah air,” ujarnya.

Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Agus Pambagio mengatakan pernyataan itu bisa membahayakan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain. Pasalnya, dia mengingatkan, Indonesia membutuhkan produk luar negeri termasuk vaksin saat pandemi COVID-19.

"Dia bilang niat presiden baik, tapi dalam komunikasi hubungan internasional bisa berbahaya. Di satu sisi kami minta berbagai fasilitas pendukung karena pandemi, tapi di sisi lain kami benci produk. Ini harus hati-hati," dia berkata.

Agus mempertanyakan kemampuan pemerintah memenuhi kebutuhan produk esensial dan nonesensial di pasar. "Kalau barang impor berkurang, apa yang bisa kita lakukan? Ini pertanyaan jangan sampai berkurang, tapi mari kita serius bagaimana cara mengatasinya? Bisakah kita membuatnya atau tidak?" dia berkata.

Saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk mencintai produk dalam negeri. Mantan Wali Kota Solo itu menilai pemanfaatan produk dalam negeri harus dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19.

Selain itu, ia juga meminta agar ajakan mencintai produk buatan Indonesia harus terus dilakukan dan digaungkan secara terus menerus.



Read More : Turun Rp 1 000 Harga Emas Pagi Ini Rp 1 319 000 Per Gram

"Cintai barang kita, benci produk luar negeri," kata Jokowi seperti dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 4 Maret 2018.

Tak hanya itu, Jokowi meminta agar pusat perbelanjaan seperti mall di berbagai daerah memberikan ruang bagi produk-produk buatan Indonesia, khususnya produk UMKM. Dia menuturkan, lokasi strategis di pusat perbelanjaan harus dipenuhi brand dari produk lokal.

Beberapa hari kemudian, Jokowi angkat bicara soal pernyataannya yang akhirnya menimbulkan polemik. Menurutnya, apa yang dikatakannya merupakan hal yang wajar agar Indonesia tidak hanya bergantung pada produk impor. “Kemarin saya bilang suka produk Indonesia, bangga dengan produk Indonesia dan mungkin kita tidak suka produk luar. Kita tidak bisa tidak suka produk luar, kita mungkin tidak suka produk luar. Saya bicara tentang membenci produk luar, sibuk sekali. Kita mungkin tidak suka produk luar negeri, ”ujarnya saat membuka Rakernas HIPMI 2021 secara online, Jumat, 5 Maret.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan agar Indonesia tidak menjadi korban praktik perdagangan global yang tidak adil. Dukungan untuk produk dalam negeri harus segera dimulai. Ia mengatakan, setidaknya dimulai dari proyek-proyek yang dikerjakan oleh pemerintah dan BUMN.

“Pipanya bisa diproduksi, masih banyak yang diimpor, untuk apa. Kalau pakai proyek pemerintah, proyek BUMN saya bilang tidak boleh dan harus dimulai, kita harus benar-benar mulai minimal dari pemerintah dan BUMN, lalu ajak masyarakat untuk mencintai produk Indonesia. dan tidak suka produk luar negeri, "ucapnya.

Jokowi menegaskan, Indonesia bukanlah negara yang menganut proteksionisme, melainkan keterbukaan ekonomi. Meski begitu, kita tetap harus membatasi diri dalam perdagangan global, misalnya dalam penggunaan produk impor atau luar negeri.

“Kita harus memanfaatkan pasar domestik karena besarnya 270 juta dan daya beli yang sangat besar ini untuk mendongkrak perekonomian nasional kita,” ujarnya.

Namun, Jokowi mengatakan ada syarat loyalitas konsumen Indonesia terhadap produk dalam negeri. Salah satunya adalah harga yang kompetitif. “Kalau kualitasnya bagus tentunya dari sisi produsen harus terus meningkatkan kualitas, memperbaiki kemasan, memperbaiki desain agar bisa mengikuti trend,” pungkasnya.





Loading...