Wednesday, 24 Apr 2024

Epidemiologi UI: Vaksinasi Covid-19 pada Bulan November Berisiko

news24xx


Ilustrasi Vaksin Virus Corona. Ilustrasi Vaksin Virus Corona.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Epidemiologi UI memberikan vaksinasi Covid-19 pada bulan November 2020 akan berisiko. 

Epidemiolog atau Pakar pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengingatkan akan berisiko jika vaksinasi Covid-19 dilaksanakan November.

Pakar pandemi yang menyebut dirinya sebagai jubah (juru wabah) itu mengingatkan bahwa sekalipun sudah banyak diproduksi oleh China, vaksin Covid-19 tersebut belum diperkuat studi atau evaluasi efektivitas dan efek negatifnya bagi kesehatan manusia.

"Vaksinasi awal November sangat berbahaya. Studi mengenai kemanjuran dan keamanan vaksin harus dipublikasikan dan ditelaah ahli internasional sebelum digunakan," ujar Pandu melalui cuitan di twitternya @drpriono1, Jumat (16/10/2020), seperti dilansir dari bisnis.com. 

Cuitan Pandu tersebut sebenarnya meneruskan statement-nya saat diwawancarai dan diberitakan oleh laman online The Wall Street Journal edisi Rabu (14/10/20200 di wsj.com.

Dalam postingan berita wsj.com bertajuk Indonesia Weighs Approving Chinese Covid-19 Vaccines for Emergency Use itu, Achmad Yurianto, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, mengatakan belum ditemukan efek negatif serius selama uji coba Vaksin Covid-19 oleh sukarelawan sejak Agusutus tahun ini.

"Uji Coba yang dimulai Agustus tidak menunjukkan adanya efek negatif yang serius. Uji coba dijadwalkan tuntas beberapa bulan lagi, kemungkinan setelah penggunaan darurat (pada November) dimulai di Indonesia," tulis laporan itu.

Achmad Yurianto menambahkan bahwa Indonesia mengirimkan delegasi ke China mulai Rabu (14/10/2020) untuk mengunjungi produsen vaksin Covid-19 dan melihat hasil evaluasi uji klinis mereka.

Jika pemerintah memutuskan melalukan vaksinasi Covid-19 secara terbatas untuk penggunaan secara darurat, maka Indonesia menjadi negara kedua di dunia setelah China yang memutuskan untuk menggunakan vaksin Covid-19 secara massal untuk penggunaan yang bersifat darurat  bagi tenaga medis, anggota militer, dan warga China yang melakukan perjalanan ke negara rawan Covid-19.

Dalam dialog dengan salah satu stasiun televisi swasta Kamis malam (15/10/2020), Pandu Riono mengingatkan yang vaksin Covid-19 yang ada saat ini baru sebatas 'kandidat vaksin', karena belum diakui sebagai vaksin resmi oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

N24. 





Loading...