NEWS24.CO.ID, PEKANBARU - Tentang data kasus terkonfimasi Covid-19 di Kota Pekanbaru, pihak keluarga dari almarhumah Wirsamsiwarti mengadukan rumah sakit Ibnu Sina dan Dinas Kesehatan kota Pekanbaru ke Polda Riau.
Pihak keluarga sebanyak enam orang pada Rabu (14/10/2020) didampingi tim kuasa hukum melakukan laporan atas hasil swab.
Ketua Tim Advokasi dari pihak keluarga, Suroto, memberikan penjelasan tentang laporan dari pihak keluarga adalah tindak lanjut dari hasil swab di rumah sakit Ibnu Sina terhadap almarhumah Wirsamsiwarti yang dinyatakan negatif covid-19. Namun, hasil rekapitulasi dari Dinkes Kota Pekanbaru menyatakan almarhumah positif.
"Sebagai tindak lanjutnya kami membuat laporan polisi dugaan pelanggaran pasal 263 dan 267 KUHP, karena dari data yang ada di media sosial Gugus Tugas bahwa pihak keluarga itu positif Covid-19," kata Suroto dari laman cakaplahcom (14/10/2020).
"Dari data korban yang meninggal dinyatakan karena Covid-19. Ini didapat dari Dinas Kesehatan. Pada nomor 250 dinyatakan nyonya Wirsamsiwarti meninggal karena positif covid-19," terang dia.
Suroto mengatakan hal tersebut sangat berdampak buruk terhadap keluarga dari korban, salah satunya di lingkungan keluarga masyarakat tidak lagi mau bersosialisasi dengan keluarga korban.
"Apakah dengan mempositifkan pasien ini digunakan untuk mencairkan anggaran kita tidak tahu juga. Tapi bisa mengarah ke sana," jelas dia.
Lebih jauh, Suroto mengungkapkan bahwa hal tersebut bukan hanya dialami oleh keluarga korban almarumah Wirsamsiwarti saja, tapi pihak keluarga lain yang tidak mau mempermasalahkan hal ini.
"Bukan hanya satu ini saja, tapi ada beberapa kasus yang sama ditemukan di Pekanbaru, almarhumah Sekarwati binti Salaman juga dikatakan sebagai pasien coviid-19. Sementara itu hasil swab yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit hasilnya negatif covid-19," sebut Suroto.
"Selanjutnya ada Prion Priananda, ini tetangga saya dan saya pastikan hasil swabnya negatif. Tapi di sini data Dinkes dinyatakan pasien positif covid-19," ungkapnya.
Suroto mengatakan hingga per 30 September 2020, ada 256 pasien Covid-19 yang meninggal di Pekanbaru. Namun berdasarkan data dari hasil swab banyak dari pasien tersebut dinyatakan negatif covid-19.
"Bisa jadi dari 256 yang dilaporkan, 200 diantaranya tidak positif. Karena berdasarkan data yang kita dapat sudah ketemu yang seperti itu. Dari dugaan pasal yang dilanggar tersebut mengenai memberikan keterangan palsu, menyampaikan data yang tidak benar," sebut dia.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya kepala rumah sakit Madani kota Pekanbaru David Oloan kepada DPRD kota Pekanbaru, bahwa pihak rumah sakit mendapatkan biaya penanganan sebesar Rp 7,5 juta perpasien dari Pemerintah Kota Pekanbaru.
Sedangkan untuk pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di rumah sakit, maka pihak rumah sakit akan mendapatkan biaya penanganan sebesar Rp 1.6 juta perpasien.
Terkait klaim biaya penanganan pasien Covid-19 ini sendiri tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/238/2020 Tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Perawatan Bagi Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan Pelayanan Covid-19.
Pihak DPRD kota Pekanbaru akan menelusuri terkait biaya yang dikeluarkan dan anggaran yang ada saat ini untuk penanganan covid-19.
"Kasus ini akan dilaporkan ke Krimsus Polda Riau, termasuk juga dugaan pelanggaran Undang-Undang ITE dan kemudian terkait dengan pelanggaran Undang-Undang keterbukaan informasi publik," kata dia.
Sementara itu, dari pihak keluarga yang diwakili Zulkardi mengatakan bahwa hal ini terlihat kesalahan input data korban yang meninggal karena covid-19.
"Ini seperti unsur kesengajaan, kemungkinan sudah puluhan orang korban yang sama seperti yang kami alami ini," kata dia.
Dikatakan Zulkardi juga, bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan Dinkes kota Pekanbaru. Hasil pembicaraan itu menjelaskan bahwa jawaban dari Dinkes Kota Pekanbaru adalah kesalahan dalam menginput data.
"Seperti ada permainan dan mafia dibalik ini, kalau satu mungkin bisa dimaklumi, tapi kalau sudah puluhan, ada permainan mafia dibalik wabah ini di Riau," tutupnya. **