Thursday, 25 Apr 2024

Tergolong Mati Syahid Meninggal karena Wabah Penyakit, Ini Penjelasannya

news24xx


IlustrasiIlustrasi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-thq'un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah (HR. Bukhari no.2829 dan Muslim no.1914)

Seperti yang disebutkan dalam hadis tersebut, seseorang dikatakan mati syahid jika ia wafat karena ath-tha’un (wabah). Dan apakah pandemi Covid-19 masuk kategori ath-tha’un?

Dikutip dari news24.co.id penjelasan pakar bahasa arab dan pakar kesehatan dalam laman rumayshocom, al-waba’ (wabah) adalah penyakit yang menular pada suatu wilayah, penyebarannya cepat dan meluas. Sedangkan ath-tha’un adalah wabah yang menyebar lebih luas lagi dan menimbulkan kematian. 

Para ulama menganggap bahwa virus corona masuk dalam kategori ath-tha’un. Ulama saat ini yang juga berpendapat sama dengan demikian tersebut adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh (mufti ‘aam kerajaan Saudi Arabia), Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr (ulama besar di kota Madinah), juga Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily (ulama besar di kota Madinah).

Apalagi kalau kita melihat data valid dari WHO dan situs Kementerian Kesehatan bahwa virus corona sudah masuk pandemik dan sudah jelas menimbulkan kematian, maka lebih jelas lagi bahwa virus corona ini kita sebut sebagai ath-tha’un.

Jika pandemi Covid-19 ini termasuk ath-tha’un, maka muslim yang mati karena virus corona tergolong syahid. Namun, perlu diperhatikan bahwa syarat syahid adalah bersabar, ikhlas, dan berharap pahala dari Allah.

Dari Yahya bin Ya’mar, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan kepadanya bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ath-tha’un (wabah yang menyebar dan mematikan), maka beliau menjawab, “Itu adalah azab yang Allah turunkan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Namun Allah menjadikannya sebagai rahmat kepada orang beriman. Tidaklah seorang hamba ada di suatu negeri yang terjangkit wabah di dalamnya, lantas ia tetap di dalamnya, ia tidak keluar dari negeri tersebut lalu bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, ia tahu bahwa tidaklah wabah itu terkena melainkan dengan takdir Allah, maka ia akan mendapatkan pahala syahid.” (HR. Bukhari, no. 6619).
ㅤㅤㅤ
Ibnu Hajar juga menerangkan bahwa yang dimaksud sebagai azab adalah untuk orang kafir dan ahli maksiat. Sedangkan wabah itu jadi rahmat untuk orang beriman. (Fath Al-Bari, 10:192).

Dalam menghadapi musibah virus yang melanda seluruh negara saat ini, alangkah baiknya kita lebih mendekatkan diri kepada Allah. Salah satunya dengan cara berbuat baik kepada sesama, bersabar, ikhlas, dan berharap pahala dari Allah. (*)

 





Loading...