NEWS24.CO.ID - Bukan hanya Indonesia saja yang menolak warga negara eks ISIS, tapi juga berbagai negara yang ada di benua Asia dan negara-negara di benua lainnya.
Penolakan itu dilakukan atas apa yang telah dilakukan ISIS yang memberikan kekhawatiran seluruh masyarakat. Dan untuk di Indonesia, pemerintah telah memastikan membatalkan rencana pemulangan WNI eks pengikut ISIS.
Terkait penolakan itu, eks Presiden Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) Regional Indonesia Chep Hernawan mengatakan siap menampung Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS yang benar-benar ingin pulang ke Tanah Air.
“Jika memang benar ada yang ingin pulang, saya siap menampung kalau memang banyak yang menolak. Tapi kan itu jikalau ada yang pulang, tapi saya tidak yakin ada yang ingin. Karena mereka di sana hidup enak,” ungkap Chep yang beralamat di Jalan Aria Wiratanudatar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, seperti dilansir dari Detiknews (15/2/2020)
Chep mengungkapkan sekitar 700 orang WNI yang saat ini masih berada di Suriah. Beberapa di antaranya pun sering berkomunikasi,
"Dari pengakuan mereka tidak berniat untuk pulang ke Indonesia. Tapi masih berkomunikasi hampir tiap hari. Dan mereka sebenarnya tidak ada menyebutkan ingin pulang," ungkap Chep.
Akan tetapi, Chep menduga bahwa memang ada WNI eks ISIS yang berkeinginan untuk pulang ke Tanah Air. Dan dikatakannya juga mereka di sana dibiayai oleh orang tertentu dan mendapat kehidupan yang enak.
“Jadi pertanyaan kalau memang ada yang ingin pulang, di sana mereka enak. Pendapatan juga besar, bisa kirim ke keluarga jutaan rupiah per bulannya,” ungkap Chep.
Chep, yang sempat menjadi Presiden ISIS selama empat tahun ini, mengomentari kaitan rencana pemulangan WNI eks pengikut ISIS. Namun Chep menegaskan WNI eks ISIS tidak akan pulang ke Tanah Air.
“Hoaks, tidak benar mereka ingin pulang. Mereka nyaman dan betah tinggal di sana. Mereka dapat penghasilan besar dan sejahtera di Suriah,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tidak setuju dengan pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia. Namun, kata dia, hal itu masih perlu dibahas dalam rapat terbatas.
“Kalau bertanya pada saya, ini belum ratas lo ya, kalau bertanya pada saya, saya akan bilang ‘tidak’. Tapi masih dirataskan. Kita ini pastikan harus semuanya lewat perhitungan kalkulasi plus minusnya semuanya dihitung secara detail dan keputusan itu pasti kita ambil di dalam ratas setelah mendengarkan dari kementerian-kementerian dalam menyampaikan. Hitung-hitungannya,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 5 Februari lalu.
Menurutnya, wacana soal pemulangan WNI eks ISIS harus melalui pertimbangan yang jelas, dan butuh kalkulasi dengan matang keuntungan dan kelebihannya.
“Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan, dan nanti kita akan putuskan kalau sudah dirataskan. semuanya masih dalam proses, plus dan minusnya,” sebut Jokowi.
Menkopolhukam Mahfud MD juga menyatakan hal yang sama. Mahfud mengungkapkan bahwa pemerintah telah membentuk tim yang bekerja untuk mengkaji positif-negatifnya pemulangan itu.
“Belum ada yang dipulangkan dan masih dianalisis baik-buruknya apakah akan dipulangkan atau tidak. Tapi sampai detik ini belum ada keputusan dipulangkan,” tukas Mahfud.