Wednesday, 24 Apr 2024

Agar Ekonomi Riau Bisa Bertahan dan Bangkit, BI Riau Rekomendasikan Hilirisasi

news24xx


Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada Kamis (12/12/2019) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada Kamis (12/12/2019) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID, PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau laksanakan pertemuan tahunan. Acara yang bertemakan "Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Riau Bersatu dan Indonesia Maju" itu memaparkan tentang peluang dan tantangan ekonomi Riau tahun 2019, serta prospek ekonomi, dan upaya ke depan bagi Provinsi Riau. Acara ini langsung dibuka oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus pada Kamis, 12 Desember 2019 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau.

Turut hadir juga, Jon Erizal dari Komisi XI DPR RI, Ahmad Syah Harofie selaku Asisten I Mewakili Gubernur Riau, Agung Setya selaku Kapolda Riau, dan Yusri selaku Kepala Kantor OJK Provinsi Riau. 

Dan selain itu, hadir juga stakeholder utama KPw. Bank Indonesia Provinsi Riau yang berasal dari Pemerintah Daerah, Asosiasi, Akademisi, Pelau Usaha dan Perbankan. 

Decymus, memaparkan sejumlah peluang dan tantangan ekonomi Riau tahun 2019, serta prospek ekonomi, dan upaya ke depan yang dirangkum dalam satu tema “Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Riau Bersatu dan Indonesia Maju”.

Selain itu, ia juga merekomendasikan hilirisasi produk kelapa sawit agar perekonomian Riau bisa bertahan di tengah perlambatan ekonomi global.

KPw BI Riau, melalui Decymus menyebutkan pihaknya tetap optimis prospek ekonomi Provinsi Riau pada tahun 2020 tetap terjaga dan masih bisa bertahan dari kondisi ketidakpastian global.

"Saat ini, perekonomian global sedang berada dalam fase melambat, bersamaan dengan perang dagang yang hingga kini belum menemui titik penyelesaian," terang Decymus.

"Sementara itu, permintaan CPO dunia masih dibayangi berbagai hambatan, baik tarif maupun non-tarif," sambung dia.

Ia menjelaskan, perlambatan ekonomi global ini ternyata memukul ekspor Riau. Ekspor yang terpukul menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Riau melambat secara signifikan. Tren pertumbuhan ekonomi Riau terus melambat sejak 2011 dan semakin rendah sejalan dengan ekspor. 

Dikatakannya, agar tetap dapat bertahan sebagaimana instruksi presiden saat pertemuan tahunan BI, harus dicari sumber pertumbuhan ekonomi baru agar bisa tetap bertahan.

Menurutnya, agar bisa bertahan dari kondisi tersebut, BI merekomendasikan dilakukannya hilirisasi sebagai kunci untuk bertahan. Sebab hilirisasi ini dapat dipercepat dengan meningkatkan kemudahan berusaha yang juga perlu dukungan infrastruktur strategis.

"Bank Indonesia memandang bahwa hilirisasi merupakan kunci untuk bertahan," ujar Kepala KPw BI Riau itu.

Ia juga mengatakan, hilirisasi dapat dipercepat dengan meningkatkan kemudahan berusaha. Tapi, Hilirisasi ini juga memerlukan dukungan infrastruktur strategis. Berbagai sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau semakin berkembang. Dari sektor perdagangan, perikanan, real estate, UMKM/Ekonomi Kreatif, dan pariwisata. Dengan berbagai peluang dan tantangan tersebut, pemulihan ekonomi Riau 2020 diperkirakan berlanjut

"Selama ini baru ada 20 jenis produk turunan. Padahal di Malaysia sudah menghasilkan 147 produk. Kalau kita mendorong hilirisasi, kita akan selamat dan tidak akan banyak mengalami hambatan di tahun depan," dalihnya.

"Ditambah lagi, berbagai sektor alternatif pertumbuhan ekonomi Riau seperti sektor perdagangan, perikanan, real estate, UMKM/Ekonomi Kreatif, dan pariwisata juga telah semakin berkembang," sebutnya.

"Dengan berbagai peluang dan tantangan tersebut, pemulihan ekonomi Riau 2020 diperkirakan berlanjut," yakin Decymus.

 





Loading...