Saturday, 20 Apr 2024

Tata Kelola Obat Harus Dibenahi

news24xx


Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf.
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -Tata kelola penyediaan obat-obatan termasuk vaksin di sejumlah rumah sakit harus dibenahi. Ternyata ada masalah antara penyedia obat dan rumah sakit dalam tender pangadaan obat. Apalagi, BPJS Kesehatan tidak bisa masuk ke dalam sistem pengadaan obat. Ini mengakibatkan kerap terjadi kelangkaan obat.

Demikian disampaikan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf usai mengunjungi RSUD Bali Mandara di Denpasar, Bali, Jumat (20/9/2019). “Ada celah yang mengakibatkan terjadinya kekosongan obat, yaitu saat pembelian. Para pelaku penjual obat merasa agak sulit masuk ke e-katalog obat-obatan yang disusun rumah sakit. Sulit juga mendapat pembayaran. Akhirnya mereka  tidak menjual obatnya." ungkap Dede.

Sementara industri farmasi sebagai penyedia obat yang tak menjual obat-obatannya ke rumah sakit juga bisa mendapat peringatan dari BPOM. Di sinilah dilemanya pengadaan obat-obatan bagi dunia farmasi dan rumah sakit. Bila sampai terjadi kelangkaan obat yang dibutuhkan rumah sakit, BPOM bisa menarik izin edar obat yang diproduksi industri farmasi. Temuan persoalan seperti ini menurut Dede harus segera diatasi.

“Banyak rumah sakit yang mestinya memberi obat bagi pasien untuk 21 hari jadi hanya 7 hari, karena kelangkaan obat tadi. Nah, menurut kami tata kelola obat harus diselesaikan," tutur politisi Partai Demokrat itu. BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan harus mampu mencermati persoalan ini. Tender pengadaan obat-obatan di Kemenkes maupun rumah sakit harus terbuka. 

Dede berharap, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang diberikan otoritas menggelar pengadaan barang, harus menentukan pemenang tender lebih dari satu pemenang. Dengan begitu ada banyak pilihan bagi dokter dan pasien di rumah sakit dalam mendapatkan akses obat. "Misalnya obat untuk sakit kepala jangan hanya satu jenis obat. Tapi ada beberapa jenis obat untuk mendorong agar masyarakat punya pilihan terapi," kilah mantan aktor ini. (Ditha Adinda)





Loading...