Friday, 19 Apr 2024

Ini Yang Ditulis Presiden Jokowi di Akunnya Tentang Mobil Esemka

news24xx


Jokowi menyebutkan bahwa produksi mobil Esemka kini berada di tangan industri, bukan pemerintah. (ig @jokowi)Jokowi menyebutkan bahwa produksi mobil Esemka kini berada di tangan industri, bukan pemerintah. (ig @jokowi)
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo memberikan dukungannya kepada mobil Esemka tersebut. Saat itu Jokowi mendukung upaya siswa SMK di Solo agar menjadikan mobil Esemka lolos uji emisi dan tes layak jalan.

Jokowi saat melakukan perjalanan dinas menjadi Wali Kota Solo juga menggunakan mobil Esemka. Namun Jokowi dan wakilnya, Hadi Rudyatmo menggunakan mobil Kiat Esemka sebagai mobil dinas hanya berlangsung dua hari. Hal ini karena kelengkapan surat-suratnya saat itu belum ada.

Setelah Jokowi berpindah tugas ke Jakarta sebagai Gubernur, mobil Esemka pun pamornya sempat turun. Namun mobil Esemka tetap diupayakan untuk diproduksi oleh PT Solo Manufuktur Kreasi (Esemka).


Mobil Esemka pertama kalinya diciptakan oleh Sukiyat pada 2012. Sukiyat saat itu ingin membantu para siswa Jurusan Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dengan memberikan bodi mobil Toyota Kijangnya.

Siswa lantas diajari cara membuat badan mobil secara manual, yakni membentuk pelat eser dengan teknik ketok (kenteng). Ia yang mengarahkan siswanya membuat Sedan berubah menjadi mobil sport utility vehicle (SUV).

Sukiyat di tahun 2012 lantas dipertemukan dengan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Joko Sutrisno. Dari sini, bengkel milik Sukiyat menjadi mitra perusahaan untuk program perakitan mobil oleh siswa SMK.

Tercetuslah mobil prototipe yang belakangan dinamakan Kiat Esemka. Esemka sendiri terinspirasi bentuk Toyota Land Cruiser Prado dan Ford Everest.


Pada Jumat (6/9/2019) kemarin, secara resmi mobil Esemka diperkenalkan kembali dengan tampilan yang terbaru, setelah diproduksi masal oleh PT Solo Manufuktur Kreasi (SMK/Esemka).

Mobil Esemka yang memiliki nama Bima ini, juga dipromosikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai hasil karya anak bangsa. Mobil Esemka pernah menuai polemik lantaran waktu peluncurannya yang disebut lama.


Melalui akun Instagram @jokowi, Kamis (25/10/2018), Jokowi menyebutkan bahwa produksi mobil Esemka  berada di tangan industri, bukan pemerintah. "Setelah memenuhi sejumlah aspek, Esemka akan beralih menjadi properti industri yang tak terkait dengan pemerintah. Tugas pemerintah hanya mendorong, tidak ada kaitannya dengan kepentingan apa pun. Setelah jadi ya diserahkan kepada industri. Seperti saat ini, Esemka sudah dikerjakan dan dikembangkan penuh oleh industri tanpa campur tangan pemerintah dalam proses produksinya. Tentu bukan Presiden yang buat pabrik sendiri dan bikin mobil Esemka sendiri," tulis @Jokowi dalam akunnya.

Setelah berproses cukup lama, sejak tahun 2012, mobil Esemka akan berfokus dengan niaga ringan untuk komersial bukan penumpang. Informasi itu disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Esemka Eddy Wirajaya, dikutip dari kompas.com, Sabtu (7/9/2019).

"Rencana demikian, untuk produk yang akan meluncur seperti yang sudah saya bicarakan beberapa waktu lalu, yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Kita sudah komitmen soal ini," kata Eddy.

Eddy menjelaskan, selain dari kubikasi mesin, perbedaan antara Bima 1.2 dan 1.3 juga dari kapasitas ruang kargo. Namun Model 1.3 akan memiliki kargo dengan dimensi yang lebih besar. Serta keduanya menggunakan mesin yang sama dan dijalankan dengan bensin.

Dalam peluncurannya, diperkenalkan juga fasilitas produksi di pabriknya yang berada di Jalan Raya Demangan KM 3.5 Sambi-Boyolali, Jawa Tengah.


Untuk harga, Eddy mengatakan nantinya mobil Esemka akan dibanderol dengan harga di bawah Rp 150 juta. Atau mulai dari Rp 110 juta.

"Pastinya sebagai pendatan baru kita harus memberikan perbedaan yang signifikan agar orang bisa melirik produk kita. Angka pastinya tunggu tanggal main saja, tapi yang jelas akan di bawah Rp 150 juta," kata Eddy.

Ia mengatakan wilayah yang akan dibidik sementara difokuskan untuk area pinggiran Jawa.

"Penetrasi pasar di wilayah pinggiran Jawa, dari Timur, Tengah, dan Barat. Kita fokus di Jawa kerena untuk kemudahan mengkontrol aftersales-nya juga pelatihan ke teknisi. Untuk diler beberapa sudah ada yang mulai negosiasi, dan tidak menutup kemungkinan ke depannya nanti kami juga bermain di luar Jawa," kata Eddy.

Sedangkan jenis bodi juga menjadi dasar wilayah bidikan. Yakni pikap dipilih untuk mendukung perekonomian di daerah-derah. 

 





Loading...