Thursday, 25 Apr 2024

UAS Jadi Pengalaman, LD PBNU Ingatkan Da'i Dalam Berdakwah dan Sebutkan Dua Surah Dalam Alquran

news24xx


Ilustrasi berdakwahIlustrasi berdakwah
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) mengingatkan  agar para da'i saat berceramah di depan umat, selalu mengajak kepada kebaikan dan dilakukan dengan cara yang baik, bukan sebaliknya, menjelek-jelekkan.

Hal itu sebagaimana yang telah diatur dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 125, yang terjemahannya berbunyi: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan al-hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."

"(Ayat itu mengatakan) mauidhah hasanah (dakwah) bukan mauidhah sayyiah. Jadi, ceramah yang bagus di mana pun dan kapan pun tidak boleh menjelekkan. Dakwah itu mengajak, bukan mengejek," kata salah seorang pengurus LD PBNU Ustadz Bukhori Muslim di Jakarta, Kamis (22/8), dari laman NUonline.

Menurut Ustadz Bukhori, Islam itu agama yang benar dan mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. 

"Karena begitu pentingnya hal itu, Allah SWT pun mengaturnya sebagaimana yang tertera pada Alquran Surah Al-An’am ayat 108. Yang artinya: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan," terang dia.

"Itu ayatnya mutlak, tidak pandang bulu, di mana pun dan kapan pun, ada atau gak ada orang kafir, ruang tertutup atau tidak, gak boleh mencaci-maki sesembahan agama lain. Wong itu jelas larangan, kok. Larangan tuh baik menjawab atau tidak menjawab, menjelaskan atau tidak menjelaskan, itu gak boleh," jelas dia.

Ia mengajak kepada umat, agar selalu mengikuti para kiai yang wara’ (sangat menjaga kehormatan dirinya). Kiai-kiai yang sangat pantas menjadi panutan. Dan ia meminta agar masyarakat tidak perlu terlibat, apalagi memprovokasi sebuah persoalan yang bukan urusannya.

"Warga masyarakat gak perlu membagi, men-share berita yang gak ada urusannya. Kemudian kalau ada berita, juga harus dicek dulu, benar atau gak. Khawatir itu ditambah-tambahin," jelasnya.





Loading...