Thursday, 18 Apr 2024

Defisit Anggaran 2019 Lebih Besar Dari Asumsi

news24xx


Rapat ParipurnaRapat Paripurna
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Defisit pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 bakal meningkat dibandingkan asumsi makro. Yakni, mencapai Rp310,8 triliun atau 1,93 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan asumsi defisit dalam APBN 2019 Rp296 triliun atau 1,84 persen PDB.

Hal itulah yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Lebih tingginya perkiraan defisit APBN dibanding asumsi atau target defisit karena tekanan terhadap penghimpunan pendapatan negara, yang juga merupakan imbas dari perlambatan perekonomian global.

"Outlook (perkiraan) APBN 2019 untuk defisit di atas yang ditetapkan untuk 2019, tapi dengan deviasi yang tidak terlalu jauh. Hal Ini karena ada tekanan penerimaan dan perlambatan ekonomi global," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Perkiraan ini atas proyeksi belanja negara akan mencapai Rp 2.341,6 triliun atau sebesar 95,1 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp 2.461.1 triliun. Sedangkan, pendapatan negara diperkirakan Sri Mulyani lebih rendah dari belanja negara yakni Rp 2.030,8 triliun atau sebesar 93,8 persen dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.

Jika merujuk pada realisasi APBN 2019 untuk semester I 2019, pencairan belanja negara mencapai Rp 1.034,5 triliun, dengan pendapatan negara sebesar Rp 898,8 triliun. Oleh karena itu, defisit APBN 2019 hingga semester I 2019 sebesar 0,84 persen PDB atau Rp 135,8 triliun. Meskipun demikian, Sri Mulyani menyebutkan tekanan dan risiko fiskal terhadap kinerja instrumen fiskal hingga saat ini masih dapat dikendalikan. 

"Kinerja fiskal sampai dengan semester I 2019 cukup baik ditandai dengan pendapatan negara yang tetap tumbuh dan kinerja belanja negara yang meningkat serta manajemen pengelolaan kas semakin baik ditandai dengan Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan) yang lebih rendah," ujar Sri Mulyani. (Bisma Rizal)





Loading...