Wednesday, 15 May 2024

Tambah Likuiditas Lewat KLM BI Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen

news24xx


Tambah Likuiditas Lewat KLM  BI Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh 12 PersenTambah Likuiditas Lewat KLM BI Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Rencana Bank Indonesia (BI) yang melakukan penyesuaian Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) melalui perluasan cakupan sektor prioritas yang berlaku pada Juni 2024, diharapkan semakin mendongkrak pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan yang ditargetkan tembus di kisaran 10-12 persen tahun ini.

Diketahui, kebijakan insentif ini diberikan BI dalam bentuk tambahan likuiditas bagi bank-bank yang menyalurkan kredit terhadap sektor usaha yang menjadi cakupan kebijakan.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, penguatan KLM diproyeksikan mampu menambah pencapaian insentif likuiditas menjadi sebesar 3,4 persen. Yakni tambahan likuiditas sebesar Rp 81 triliun, dari Rp 165 triliun menjadi Rp 246 triliun pada saat penerapan Juni 2024.

“Lalu seiring dengan kebijakan KLM sampai dengan akhir 2024, pencapaian insentif likuiditas KLM diproyeksi mencapai 3,6 persen. Yaitu tambahan likuiditas sekitar Rp 115 triliun dari Rp 165 triliun menjadi Rp 280 triliun,” katanya dalam acara Pelatihan Jurnalis bertajuk ‘Perkembangan Ekonomi Terdepan dan Respons Bauran Kebijakan’ di Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4/2024).

Joko menjelaskan, selama ini dalam aturan BI, bank wajib menahan dananya di rekening BI sebagai Giro Wajib Minimum sebesar 9 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) dana simpanan masyarakat. Namun, melalui kebijakan insentif KLM, bank mendapat pengurangan maksimal sebesar 4 persen sebagai insentif yang akan dikembalikan BI sebagai tambahan likuiditas bank untuk memperbesar penyaluran kredit, sehingga sisanya 5 persen masuk dalam rekening BI.

Baca juga : Tantangan Ekonomi Global, BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tumbuh Di Atas 5 Persen

“Yang tadinya sebagian kewajiban GWM bisa digunakan bank menyalurkan kredit. Segala sesuatu uang dr bank sentral dampaknya bukan hanya sekali tetapi multiplier. Jadi kalau kami perkirakan insentif Rp 246 triliun pada saat penerapan Juni 2024, itu akan terus bergullir menjadi daya dorong melalui jalur kredit bank untuk dapat likuiditas tambahan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Joko merinci, perluasan cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial.

Sebelumnya, pada awal diterapkan pada 2023, sektor usaha yang tercakup hanya sektor hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, perumahan, pariwisata, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), ultra mikro (UMi), dan keuangan hijau.

KLM diimplementasikan bagi Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), serta Unit Usaha Syariah (UUS) yang berlaku sejak 1 Oktober 2023 melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.

BI berharap, adanya kebijakan KLM ini mampu mendorong pertumbuhan kredit yang diproyeksi mencapai kisaran 10-12 persen pada 2024 dan meningkat ke 11-13 persen pada 2025. Di mana, stabilitas sistem keuangan juga terjaga. 

Baca juga : Yakin Likuiditas Terjaga, Bank Mandiri Terapkan Strategi Pendanaan

“Pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 10 sampai 12 persen. Hasil stress-test menunjukkan ketahanan sistem keuangan kita terhadap dampak gejolak global. Kebijankan BI merupakan pro growth,” ucapnya.

Pada triwulan I-2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 12,40 persen secara tahunan (year on year/yoy) didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi. 

Untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024 di tengah pertumbuhan DPK Maret 2024 sebesar 7,44 persen, perbankan mengoptimalkan pendanaan kredit melalui strategi pengelolaan aset dengan memperhatikan aspek safety, liquidity, dan profitability.

Pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,83 persen, 12,30 persen dan 10,22 persen. Pembiayaan syariah melanjutkan pertumbuhan tinggi 15,26 persen, sementara kredit UMKM tumbuh 8,12 persen.

Sementara itu, ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dan mendukung pertumbuhan kredit. Ketahanan perbankan tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang menurun, dan permodalan yang kuat. 

Baca juga : Korlantas Ungkap Kecelakaan Arus Mudik Lebaran 2024 Turun 15 Persen

Likuiditas perbankan memadai, tecermin pada tetap tingginya rasio AL/DPK pada triwulan I-2024 sebesar 27,18 persen. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,73 persen pada Februari 2024.

Untuk rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,35 persen (bruto) dan 0,82 persen (neto). 

Ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang terjaga, sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan. 

BI terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan meningkatkan sinergi kebijakan dgn Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku dunia usaha.

“BI juga akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” tegasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber : rm.id





Loading...