Friday, 19 Apr 2024

Kesenjangan Sosial Ekonomi Telah Ditutup di Bawah Pemerintahan Jokowi: INFID

news24xx


JokowiJokowi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Forum LSM Internasional tentang Pembangunan Indonesia (INFID) telah meminta pemerintah untuk terus mengatasi kesenjangan antara si kaya dan si miskin dengan menyediakan program layanan sosial yang lebih bermanfaat dalam sebuah laporan baru yang menunjukkan indeks kesenjangan sosial negara itu meningkat tahun lalu.

Dalam sebuah laporan berjudul "Persepsi Publik tentang Kesenjangan Sosial 2018" yang dirilis baru-baru ini, INFID mengatakan skor pengurangan kesenjangan sosial Indonesia telah meningkat menjadi 6,6 pada 2018 dari 6,2 pada 2017.

“Namun, pemerintah harus menyediakan program dengan kualitas yang lebih besar untuk memiliki indeks yang lebih tinggi,” kata peneliti INDEF Bagus Takwin saat peluncuran hasil survei, yang melibatkan 2.040 responden.

Menurut laporan itu, masyarakat menganggap program 2018 telah memberi mereka manfaat lebih besar daripada program pada 2017.

"Mereka mengklaim telah memperoleh bantuan kesejahteraan dengan lebih nyaman dan dengan cara yang lebih tepat waktu," kata Bagus.

LUDOQQ
LOGIN LUDOQQ

Pada 2017, pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyisihkan lebih dari Rp67 triliun (US $ 4,75 miliar) dari anggaran 2017 untuk bantuan sosial melalui berbagai program.

Dari total itu, Rp 17,30 triliun dialokasikan untuk program bantuan tunai Program Keluarga Harapan (PKH), Rp 13,5 triliun untuk kampanye bantuan makanan non-tunai pemerintah (BPNT), Rp 25,5 triliun untuk program asuransi kesehatan nasional (JKN) dan Rp 10,80 triliun untuk program Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Pemerintah menggelontorkan tambahan Rp 11 triliun untuk program sosial pada 2018. Pemerintah juga menggeser metode pencairan ke sistem transfer tanpa uang tunai.

Didukung oleh para psikolog dari Universitas Indonesia (UI), INFID melakukan survei terhadap program-program tersebut, juga termasuk program beras bersubsidi untuk orang miskin (raskin), program pusat pelatihan keterampilan (BLK), serta program magang. Survei dilakukan di 34 provinsi selama tiga bulan. Itu telah dilakukan setiap tahun sejak 2015.

Publik mengindikasikan bahwa sebagian besar program tahun lalu bermanfaat bagi mereka, dan diterima dengan baik oleh mereka yang membutuhkannya, kata laporan itu.

“Namun, tingkat manfaat dari pusat pelatihan keterampilan dan program magang tidak meningkat secara signifikan tahun lalu,” kata Bagus, menambahkan bahwa pekerjaan adalah salah satu faktor terbesar yang membantu mengurangi kesenjangan sosial.

INFID merekomendasikan peningkatan dalam beberapa kebijakan publik, seperti memberikan tunjangan pengangguran dan program magang.

Bagus mengatakan meskipun pendapatan merupakan indikator dalam penelitian ini, pihak berwenang juga harus mempertimbangkan dua faktor lain, daya beli masyarakat dan akses menuju kemakmuran, dalam mengatasi kesenjangan sosial. Ketimpangan sosial ekonomi lebih tinggi di Indonesia timur dibandingkan dengan bagian lain negara ini.

“Generasi Millenial sekarang menerima gaji yang lebih besar dibandingkan dengan orang tua mereka. Namun, mereka tidak mampu membeli rumah, ”katanya.

Presiden Jokowi, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua tahun ini, mempromosikan pengembangan sumber daya manusia sebagai tema sentral anggaran negara tahun ini untuk meningkatkan layanan penting, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur dasar. Dia berpendapat bahwa program sosial, khususnya program PKH, telah meningkatkan kinerja anak-anak kurang mampu di sekolah serta kesejahteraan keluarga mereka.

"Saya berencana untuk meningkatkan dana program [PKH] dari Rp 19,3 triliun menjadi Rp 32,65 triliun [tahun ini]," kata Jokowi di Jakarta pada Januari, menambahkan bahwa pemerintahannya bertujuan untuk memastikan program tersebut dilaksanakan dengan benar.

Dana Program Keluarga Harapan dicairkan empat kali setahun: pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober. INFID mengatakan evaluasi terhadap upaya pemerintah untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi perlu lebih sistematis untuk lebih meningkatkan indeks.

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV





Loading...