Friday, 26 Apr 2024

Sungguh Mengejutkan, Selain Dipekerjakan Secara Paksa, Mahasiswa Indonesia di Taiwan Juga Disuguhi Makanan dari Babi

news24xx


Beberapa mahasiswa asal Indonesia yang diduga dipekerjakan secara paksa sebagai buruh di salah satu pabrik di Taiwan. Foto: int Beberapa mahasiswa asal Indonesia yang diduga dipekerjakan secara paksa sebagai buruh di salah satu pabrik di Taiwan. Foto: int
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Satu demi satu, fakta terkait keberadaan 300 mahasiswa asal Indonesia yang  diduga dipekerjakan secara paksa sebagai buruh pabrik di Taiwan, terus terungkap.

Salah satunya, para mahasiswa tersebut umumnya berusia di bawah 20 tahun. Namun yang lebih mengejutkan, meski sebagian besar mahasiswa tersebut adalah muslim, namun makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi.

Adalah lembaga legislatif Taiwan yang mengungkap fakta ini ke permukaan. Sejauh ini, diketahui ada enam universitas di Taiwan, yang ditemukan telah menugaskan mahasiswa mereka menjadi pekerja manual di pabrik-pabrik. Para mahasisa tersebut adalah mereka yang mengikuti program New Soutbound Policy, yaitu kebijakan pemerintah Taiwan untuk kerja sama dan pertukaran pelajar dengan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Seperti dilansir viva.co.id, Rabu (2/1/2019), dalam pelaksanaannya, mahasiswa yang mengikuti program tersebut diduga dijebak oknum pelaksana untuk bekerja di pabrik, dengan iming-iming akan mendapatkan beasiswa kuliah di Taiwan.


Read More : INACA Sebut Iuran Pariwisata Bisa Bebani Maskapai Dan Masyarakat

Dalam hal ini, para mahasiswa tersebut hanya diizinkan mengikuti kelas selama dua hari dalam seminggu dan satu hari istirahat. Sementara empat hari sisanya, mereka diharuskan bekerja di pabrik. Mereka bekerja mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per shift.

Sementara, kelas hanya diadakan pada hari Kamis dan Jumat setiap Minggu. Kemudian pada Minggu hingga Rabu mereka diangkut dengan bus ke sebuah pabrik di Hsinchu. Para siswa bekerja dalam shift yang berlangsung dari jam 7.30 pagi sampai 7.30 malam dengan waktu istirahat dua jam.

Meski sebagian besar mahasiswa asal Indonesia tersebut adalah muslim, namun makanan yang diberikan kepada mereka terdiri dari daging babi.

Sebenarnya, para mahasiswa Indonesia tersebut sudah mengeluhkan hal itu. Namun saat keluhan itu disampaikan ke pihak universitas. para pejabat hanya meminta mereka untuk bersabar. Pejabat universitas juga mengatakan, jika mahasiswa membantu perusahaan, maka perusahaan juga akan membantu pendidikan mereka.

Dilansir dari Taiwan News, Legislator Kuomintang (KMT) Ko Chih-en, mengatakan 300 siswa Indonesia di bawah usia 20 tahun itu terdaftar di Universitas Hsing Wu di distrik Linkou, New Taipei. Namun pendaftaran mereka dilakukan melalui jasa broker.

Para siswa tersebut melanjutkan studinya di Taiwan lewat program yang dibuka oleh Departemen Manajemen Informasi pada pertengahan Oktober 2017.

Menurut Ko, setelah universitas mendaftar untuk membuka kelas khusus, mereka menerima subsidi dari MOE, yang kemudian digunakan untuk membayar broker untuk merekrut siswa. Para broker kemudian meyakinkan siswa dari negara-negara NSP untuk belajar di Taiwan.



Read More : Eks Dirjen ESDM Ridwan Djamaluddin Divonis 3 5 Tahun Penjara

Kementerian Pendidikan Taiwan (MOE) telah melarang program magang bagi mahasiswa tahun pertama. Meskipun ada larangan, sekolah tersebut mengatur agar para siswa bekerja sebagai kelompok. ***

NEWS24.CO.ID/RED





Loading...