Friday, 19 Apr 2024

Musibah Banjir di Riau, DR Elviriadi: Banjir Itu Karena Ekspansi Budaya

news24xx


ilustrasiilustrasi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -

PEKANBARU - Hujan deras terus saja menenggelamkan kabupaten kota di Riau. Terjadinya banjir bandang itu, menurut pakar lingkungan DR.Elviriadi terjadi karena intervensi budaya dan logika Barat.

"Ya, banjir di tanah Melayu ini ulah budaya barat yang serba materialistik. Tetua kami orang Melayu melarang menebang pohon sejuta dua juta hektar, itu memunah  ranah namanya, " ujarnya.

Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menjelaskan, banjir longsor itu buah logika materialisme yang bermula dari bisikan lulusan barat Mafia Barkeley bahwa hutan dan segala isi alam harus dijadikan duit untuk ekonomi pembangunan.

Mulai dihancurkan hutan dan lingkungan di Riau pada tahun 1988 dan baru dirasakan dampak buruk nya pada 2018.  "Jadi kesimpulannya, ekonomi kapitalis materialid barat telah merampas, mengexpansi  rancangan arif tetua melayu yang mencintai alam. Inilah sumber musibah banjir saat ini di Riau bahkan seluruh indonesia," ujarnya.

Lebih jauh, lanjut Elv, nilai nilai dasar orang indonesia dan Riau ini "beda kamar" dengan negara-negara barat. "Konsep Lingkungan Hidup kita tumbuh dari weltanschauung Esoteris, dari nilai nilai spiritual, atau secara praktis disebut kearifan lokal itu. Sedangkan Barat berangkat dari perspektif utiliti, nilai manfaat fisik, dan ujung ujungnya boleh eksplotasi hutan.
Alam Melayu dan suku asli (indigenous people) titik berangkatnya akhlak dan etika pada alam," sambungnya.

Dia mengingatkan, studi geofisika  menunjukkan puncak deras curah hujan terjadi di ujung Desember 2018. "Yang bisa kita lakukan, adalah mengefektifkan bantuan ke lokasi banjir, cepat tanggap, dan jalur evakuasi yang kondusif.  Pemprov dan BPBD kabupaten harus sudah stand by di titik rawan banjir bandang," pungkasnya.***

 

N24ci/saut





Loading...