Friday, 19 Apr 2024

Hari Wayang Sedunia Dirayakan di Surakarta

news24xx


Foto : InternetFoto : Internet
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Seorang guru wayang beber dari Pacitan, Ki Supani Gunodharmo, duduk bersila dengan selembar kertas yang digambar dengan ilustrasi cerita boneka yang diletakkan di depannya. Di belakang master wayang ada sekelompok wiyaga (iringan musik), masing-masing memainkan instrumen, antara lain biola, gambang dan gong, serentak memainkan musik Jawa yang ritmik.

Dengan menggunakan tongkat kayu, Ki Supani menceritakan kisah boneka menurut gambar di atas kertas. Malam itu, Ki Supani menceritakan kisah Panji Joko Kembang Kuning, sebuah drama tentang Joko Kembang yang mencari Dewi Sekartaji yang hilang, putri Prabu Brawijaya.

Di wilayah Jawa Tengah, wayang beber jarang ditampilkan, dibandingkan dengan wayang kulit lainnya, terutama karena berkurangnya jumlah pewayangan wayang beber. Pertunjukan langka menarik banyak orang untuk menyaksikan pertunjukan.

Ki Supani adalah satu dari puluhan dalang yang melakukan pertunjukan wayang kulit di Institut Seni Indonesia (ISI) di Surakarta, Jawa Tengah pada 6-9 November untuk merayakan Hari Wayang Sedunia. Selain Ki Supani, dalang lain termasuk pemain dari Yogyakarta, Bandung, Tegal, Kebumen, Hungaria dan Jepang.

Dengan tema "Gebyar Wayat Jagat Mendalang", sebuah tarian di Pendapa Ageng GPH Joyokusumo yang ditampilkan oleh penari veteran Wahyu Santosa Prabowo, bersama dengan puluhan mahasiswa ISI Surakarta menandai pembukaan acara yang dilakukan selamat empat hari tersebut. Sebelumnya, dalang Ki Manteb Soedharsono juga menggelar ruwatan (upacara penyucian) dan melakukan pertunjukan boneka Murwakala.

Tiga puluh delapan dalang dari berbagai kota tampil dalam pertunjukan di festival, dengan panggung diisi oleh berbagai pertunjukan wayang, termasuk wayang beber, wayang golek, wayang krucil, wayang wahyu, sejumlah kreasi boneka baru seperti wayang dengan boneka dan kolaborasi antara wayang kulit, wayang orang dan tarian.

Pertunjukan juga masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI), yang menampilkan pertunjukan wayang kulit pada layar 135 meter oleh guru boneka Ki KPAA Suro Agul Begug Purnomosidi, yang juga mantan bupati Wonogiri. Tidak hanya dalang dewasa, sejumlah dalang juga berpartisipasi dalam perayaan Hari Wayang Sedunia, melakukan kolaborasi wayang kulit, wayang orang dan wayang golek dengan pertunjukan teater.

"Ini sangat luar biasa. Saya tersentuh karena di zaman modern, antusiasme orang terhadap wayang tetap besar. Bukan hanya pertunjukan, tapi juga penonton," kata Ki Manteb di sela-sela upacara pembukaan.

Rektor ISI Surakarta Guntur mengatakan wayang seharusnya tidak hanya dipahami sebagai fenomena artistik dan estetika tetapi juga sosial dan budaya. Keindahan wayang adalah bahwa ia melibatkan unsur seni lainnya, seperti tari, teater dan budaya, tambahnya.

"Semua wayang kulit, dari Surakarta, Yogyakarta, Banyumas, Jawa Timur dan gaya lain muncul dalam pertunjukan ini. Ada 30 pertunjukan yang diakomodasi oleh acara ini," kata Guntur ketika membuka pertunjukan.

Guntur menambahkan bahwa Hari Wayang Sedunia adalah sebuah acara untuk memperingati pembentukan wayang pada tahun 2003 sebagai Karya Agung Warisan Manusia Dalam Bentuk Lisan dan Tidak Berwujud (Masterpiece of Human Heritage of Oral dan Intangible). Untuk ISI Surakarta, katanya, perayaan tahunan ini adalah kesempatan untuk belajar, serta pertunjukan seni, terutama wayang.

 

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV





Loading...